Perdamaian Palestina-Israel “Menjauh”
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry tidak menganggap upayanya untuk menengani perdamaian Timur Tengah sebagai sebuah kegagalan, namun timnya mengadopsi sebuah “periode menunggu” hingga Israel dan Palestina memutuskan langkah mereka selanjutnya, kata seorang pejabat AS pada Jumat (28/4).
“Ini merupakan sebuah momen transisi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki. “Kami tidak bisa memaksa kedua belah pihak untuk mengambil langkah yang tidak mereka inginkan.”
“Kami berada dalam periode menunggu untuk melihat apakah kedua belah pihak bersedia mencari langkah apa yang akan diambil selanjutnya.”
Upaya Kerry untuk menengahi kesepakatan damai pada 29 April gagal pada Kamis (27/4) ketika Israel mundur dari negosiasi tersebut, dibuat marah oleh langkah Palestina yang membentuk pemerintahan kesatuan dengan kelompok militan Hamas.
Namun Psaki menampik bahwa Kerry merasa kegagalan upayanya untuk menyegel perjanjian damai yang sangat sulit dicapai itu.
“Dia selalu mengatakan bahwa ia yakin hal tersebut sangat layak. Bukan hanya bagi Amerika Serikat untuk terlibat dalam upaya ini sebagai fasilitator atau memainkan peran apa pun yang memungkinkan, untuk membantu kedua belah pihak bernegosiasi, tapi juga layak bagi kedua pihak tersebut karena status quo tidak akan terus bertahan,” kata Psaki kepada para wartawan.
“Karena masa depan dengan solusi dua negara, di mana ada kesempatan yang lebih besar, di mana ada kemakmuran ekonomi yang lebih besar, masih dalam kepentingan kedua pihak yang terlibat,” desaknya.
“Dan kami tetap percaya bahwa adalah kepentingan Amerika serta rakyat Israel dan Palestina untuk melihat apakah kita bisa menyelesaikan konflik ini.” (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...