Perempuan Pekerja: Pahlawan Keluarga
SATUHARAPAN.COM – Pada Minggu siang saya dan ibu saya memutuskan untuk mencoba naik bus tingkat pariswisata City Tour Jakarta. Kami berangkat dari rumah pukul 10.00 pagi dan tiba di halte bus Balai Kota pukul 11.30. Ternyata sudah banyak orang menunggu ingin merasakan bus yang mulai menjadi ikon Jakarta ini.
Ketika bus tiba, pengemudinya ternyata perempuan. ”Oh, pengemudinya Ibu-ibu, toh? Hebat, ya!” Saya tersenyum mendengar komentarnya. Selama perjalanan mengelilingi Jakarta, saya tak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga ngobrol dengan perempuan pengemudi itu. ”Tugas ibu itu lebih berat daripada lelaki. Harus urus anak, harus urus suami, banyak yang harus diurus,” ujarnya.
Saya pun mengamini perkataan perempuan pengemudi itu. Bukan karena saya perempuan, tetapi memang sejak kecil saya melihat bagaimana ibu saya bekerja di luar rumah dari pagi hingga sore. Sesampainya di rumah, ia memasak untuk makan malam. Sehabis itu, ia membantu saya dan adik belajar. Sempat terpikir dalam benak, ”Mengapa ibu yang lebih banyak bekerja? Mengapa saya tidak pernah melihat ayah memasak, mencuci baju, dan menyiapkan sarapan?” Dari situlah, saya mulai mengerti dan mengagumi ketangguhan kaum perempuan.
Rasa kagum makin bertambah ketika saya melihat banyak perempuan satpam di gedung, juga mal. Di mata saya mereka begitu tangguh, dan tidak merasa takut atau malu dengan pekerjaan yang dilakoni. Meski kadang, masyarakat umum masih menyepelekan mereka karena dianggap melanggar kodrat. Padahal, apa yang mereka lakukan sering kali untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Dan memang, itu jugalah alasan perempuan pengemudi bus pariwisata tadi.
Wahai perempuan pekerja, engkau adalah pahlawan keluarga!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...