Pergelaran Wayang Topeng 2017
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selama dua hari, 3-4 April 2017, Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta menyelenggarakan Pergelaran Wayang Topeng 2017 di Concert hall Taman Budaya Yogyakarta. Sebanyak tujuh kontingen dari kabupaten dan kota Bali, Indramayu, Lamandau, Malang, Madura, Magelang, serta Yogyakarta diundang untuk mementaskan karyanya.
Kesenian topeng merupakan satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat, peranan topeng menjadi simbol khusus dalam berbagai upacara dan kegiatan adat. Kesenian topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai magis dan suci.
"Eksistensi kesenian tradisi topeng (Nusantara) perlu dipicu dan diberi ruang serta dipromosikan sebagai kekayaan budaya." kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono.
Pada hari pertama, Senin (3/4) menampilkan kontingen dari Yogyakarta yang membawakan sendratari topeng "Megananda Jurit" yang berkisah tentang perang besar antara kerajaan Alengka melawan Pancawati. Pergelaran dilanjutkan dengan kontingen wayang topeng dari Madura yang membawakan lakon dari epos Ramayana "Trijata Kasemsem" dilanjutkan penampilan kontingen Bali yang membawakan dua tari yakni Tari Topeng Keras dan Tari Telek-Jauk.
Sebelum acara pembukaan yang dibuka oleh Kepala Bidang Adat dan Seni Tradisi Disbud DIY Setiyawan Sahli mewakili Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Sanggar Saujana dari Magelang menampilkan tari topeng di selasar Taman Budaya Yogyakarta.
Hari kedua, Selasa (4/4) menampilkan tiga kontingen masing-masing dari Malang, Indramayu, dan Lamandau. Kontingen dari Malang akan menampilkan "Smara Dahana" mengambil kisah puisi-kakawin karya Mpu Darmaja pada masa Kerajaan Kediri.
Kontingen Indramayu menampilkan "Topeng Dermayon" dengan memainkan topeng Panji, topeng Pamindo, dan topeng Klana. Sementara kontingen Lamandau (Kalimantan Tengah) menampilkan lakon "Malap Merinu" yang bercerita tentang malam terakhir perkabungan. Tarian Malap Merinu dibawakan oleh 22 penari dengan iringan kelinang, gendang, gong, gamak, dan salakatuk.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...