Peringatan 40 Tahun Malari, Aktivis Era 70 Ajak Pemuda untuk Bangkit
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peringatan 40 tahun 'Malapetaka Limabelas Januari' oleh Indonesian Democracy Monitor (Indemo) diselenggarakan di Hotel JS Luansa, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/1). Peristiwa yang biasa disebut 'Malari' ini adalah demonstrasi besar-besaran di Jakarta oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai pereguruan tinggi. Peringatan dihadiri oleh Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Rahman Toleng, Anwar Nasution, Akbar Tandjung dan sejumlah aktivis mahasiswa era 1974.
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa Malari, ketika sistem politik pada saat itu tersumbat, hal itu bisa mendorong rakyat untuk melakukan hal dan tindakan apapun, baik itu kerusuhan, amuk massa, huru hara, bahkan sebuah revolusi jika memang teroganisir seperti yang disampaikan oleh Rahman Toleng salah satu dari korban peristiwa Malari 1974.
Dalam sambutannya Rahman Toleng menambahkan bahwa peristiwa tersebut merupakan titik kulminasi dalam pergolakan bangsa. Hal tersebut menyangkut soal kebijakan dalam isu pembangunan, baik di sektor modal asing, teknologi, dan kepemimpinan serta kesenjangan yang sangat tajam.
Kini bangsa ini telah mengalami masa transisi dari otoriter ke demokrasi. Hal ini menyebabkan ada hubungan demokrasi dengan oligarki yang membuat pertumbuhan demokrasi di Indonesia tidak berubah, mengingat biaya politik yang tinggi merupakan cara oligarki untuk mencegah warganya berpartisipasi.
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...