Peringkat Dukungan untuk Zelenskyy di Ukraina Anjlok Saat Perang Masuk Tahun Keempat
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Peringkat dukungan untuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, semakin terkikis pada saat kritis bagi tentara Ukraina dan saat ketidakpastian meningkat atas bantuan militer internasional di masa mendatang, menurut jajak pendapat terbaru pada hari Selasa (7/1).
Mantan komedian tersebut mendapatkan rasa hormat di luar negeri dan dibandingkan dengan Winston Churchill saat ia tinggal di Kiev pada bulan Februari 2022 untuk mengarahkan negaranya melawan invasi Rusia.
Survei yang dirilis pada hari Selasa (7/1) oleh Institut Sosiologi Internasional Kiev (KIIS) menunjukkan bahwa kepercayaan warga Ukraina terhadap pemimpin mereka telah turun menjadi 52 persen pada bulan Desember tahun lalu, dibandingkan dengan 90 persen pada bulan Maret 2022, hanya beberapa pekan setelah Rusia menginvasi.
Hanya tujuh persen responden pada Maret 2022 yang mengatakan bahwa mereka secara aktif tidak memercayai pemimpin berusia 46 tahun itu. Angka itu sejak itu tumbuh menjadi 39 persen, jajak pendapat menunjukkan.
"Melemahnya kepercayaan pada Zelenskyy memang mengurangi potensi dan bobotnya di masa depan sebagai tokoh publik," kata direktur eksekutif lembaga itu, Anton Grushetsky, dalam sebuah catatan analitis.
Ia mengatakan hal ini juga memberikan "pukulan telak" bagi lembaga kepresidenan. "Hampir tidak ada gunanya menjelaskan lebih lanjut bencana apa yang dapat terjadi jika terjadi delegitimasi dan runtuhnya kendali lembaga presiden dan pemerintah secara umum," tambahnya.
Zelenskyy meraih kemenangan pemilihan presiden pada tahun 2019, berjanji untuk mengakhiri pertempuran sengit dengan separatis yang didukung Kremlin di bagian timur negara itu dan memberantas korupsi sistemik di antara elit politik bergaya Uni Soviet.
Masa jabatan lima tahun pertamanya secara resmi berakhir tahun lalu; tetapi di bawah darurat militer, Kiev tidak dapat menyelenggarakan pemilihan umum, yang mana akan menghadapi banyak kendala, dengan jutaan warga Ukraina di luar negeri, hidup di bawah pendudukan Rusia atau hampir terlibat dalam permusuhan aktif.
Kremlin telah berulang kali mengatakan sejak saat itu bahwa Zelenskyy bukan lagi pemimpin sah Ukraina, sebuah klaim yang sebagian besar diabaikan baik oleh Barat maupun sekutu Rusia.
Pemungutan suara baru ini dilakukan saat Ukraina kehilangan wilayah di wilayah timur negara yang dilanda perang dan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, telah berjanji untuk mengakhiri konflik dalam satu hari, tanpa menjelaskan caranya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Presiden Prabowo Bertemu PM Anwar Ibrahim di Rumah Tangsi Ma...
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM- Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, bertemu dengan Perdana Menteri ...