Peristiwa Bom Gereja Langgar Prinsip Kebebasan Beragama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher mengatakan peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan adalah perbuatan yang melanggar prinsip-prinsip kebebasan beragama.
Menurut Ali apapun alasanya, kekerasan seperti itu bukanlah budaya bangsa Indonesia.
Pemerintah, kata Ali, juga harus terus menerus membina mengarahkan membimbing dan mengayomi bahkan melayani kepentingan-kepentingan umat beragama secara proporsional. Adapun arah pembinaan umat beragama itu seyogyanya dapat meningkatkan kualitas beragama, penghayatan keimanan dan penghayatan ilmu keagamaanya.
“Kemudian berkaitan dengan ajaran keagamaannya prinsip-prinsip kebersamaannya,” kata Ali saat berbincang dengan satuharapan.com di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Selasa (30/8).
Sementara itu, untuk pembinaan di lingkungan keluarga juga tidak boleh luput. Sebab, setiap tindakan kejahatan yang dilakukan setiap orang itu ada keterkaitan dengan keluarga.
Perhatian dari orang tua dengan membangun akses-akses pembinaan seperti ke sekolah dan tempat ibadah juga harus dimonitor. Hal ini sebagai bentuk pengawasan orang tua kepada putra-putrinya.
“Media sosial itu penting diawasi juga. Nah ini peran pemerintah lewat situs-situs itu supaya diseleksi mana yang baik mana yang tidak, seusia dengan kebutuhan pembangunan nasional kita,” kata dia.
Agama, kata Ali, mengajarkan nilai-nilai kemanusian dan perdamaian, serta kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Maka kerukunan umat beragama itu menjadi sangat penting,” katanya.
Karena itu, masing-masing umat beragama diminta untuk saling menumbuhkan rasa persaudaraan dan menghindari gesekan-gesekan sosiologis. Bahkan, tidak hanya antara satu agama dengan agama lainya, tetapi antar komunitas dalam satu agama pun kerap terjadi gesekan.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...