Perkembangan Global Pandemi COVID-19

SATUHARAPAN.COM-Perkembangan terakhir krisis pandemi virus corona ditandai antara lain Spanyol membuka kembali perbatasannya. Lalu lintas melintasi perbatasan Spanyol dengan Prancis kembali mengalir saat pembatasan ketat Spanyol terakhir yang diberlakukan pada bulan Maret mulai dikurangi.

Warga negara anggota UE dan mereka yang berasal dari zona Schengen bebas paspor sekarang diizinkan dengan bebas ke Spanyol, tanpa memerlukan karantina 14 hari.

Amerika Latin dan Karibia telah mencatat melampaui dua juta kasus COVID-19, dengan lebih dari setengahnya berada di Brazil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Virus ini tercatat makin cepat penyebarannya di kawasan itu, dengan Meksiko negara yang paling parah terkena dampak di sana, diikuti oleh Peru dan Chili.

Sementara itu, China melarang impor dari produsen unggas utama Amerika Serikat, Tyson Foods, dan memerintahkan pabrik Pepsi di Beijing untuk ditutup, karena pihak berwenang berusaha keras untuk menahan cluster penularan baru di ibukota. Pejabat kesehatan setempat melaporkan 22 kasus baru di Beijing dari wabah yang terkait dengan pasar grosir.

Korban Meninggal

Pandemi telah menewaskan sedikitnya 464.423 orang di seluruh dunia sejak muncul di China akhir tahun lalu, menurut penghitungan AFP pada hari Minggu (21/6), berdasarkan sumber resmi.

Amerika Serikat mencatat kasus kematian terbanyak yaitu 119.719 orang diikuti Brasil dengan 49.976, Inggris dengan 42.589, Italia dengan 34.610 dan Prancis dengan 29.633.

Dari Nigeria dilaporkan dokter di rumah sakit yang dikelola pemerintah membatalkan pemogokan selama sepekan atas masalah kesejahteraan dan peralatan pelindung yang tidak memadai ketika kasus baru melonjak di negara itu.

Di Irak, Ahmed Radhi, seorang legenda sepak bola yang mencetak satu-satunya goal pada final Piala Dunia negara itu pada tahun 1986 di Belgia, meninggal karena komplikasi terkait COVID-19. Dia berusia 56 tahun. (AFP)

Editor : Sabar Subekti