Perketat Pasokan, Harga Minyak Dunia Naik
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia naik pada hari Kamis (3/12), (Jumat pagi WIB), karena pedagang melindungi spekulasi mereka dalam kasus OPEC mengejutkan pasar dan mengambil tindakan tegas dalam upaya memperketat pasokan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,14 dolar AS (sekitar Rp 15.243) menjadi berakhir di 41,08 dolar AS (sekitar Rp557.136) per barel di New York Mercantile Exchange, mengembalikan sebagian kerugian dalam sesi sebelumnya, ketika WTI berakhir di bawah 40 dolar AS (sekitar Rp542.489) untuk pertama kalinya sejak Agustus.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 1,35 dolar AS (sekitar Rp18.613) menjadi menetap pada 43,84 dolar AS per barel di perdagangan London.
Para pedagang masih belum memperkirakan pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menghasilkan perubahan yang signifikan dari kebijakan mempertahankan produksi tinggi yang telah berjalan selama setahun dalam rangka mencoba menjaga pangsa pasar.
Namun, investor juga sedikit gelisah dalam kasus pertemuan Wina mengacaukan harapan.
"Saya pikir ada banyak kekhawatiran bahwa ada potensi untuk kejutan Desember dimana Saudi datang dengan beberapa jenis skema untuk tahun depan guna mengurangi produksi," kata John Kilduff, mitra pendiri dari Again Capital.
"Dan, saya kira ada banyak orang yang masuk sebelum waktunya ke pertemuan ini, semakin takut keluar."
Aksi beli pada hari Kamis "terbilang dapat diprediksi mengingat kami memiliki pertemuan," kata Gene McGillian, broker dan analis di Tradition Energy. "Kamia bisa melihat kejutan untuk pasar."
Namun, keduanya, Kilduff dan McGillian, mengatakan minyak dapat diperkirakan turun lebih lanjut jika hasil pertemuan hari Jumat tidak ada tindakan signifikan. Pasokan minyak mentah tetap pada tingkat tinggi dan pasar mengantisipasi lebih banyak minyak datang dari Iran ketikai sanksi dicabut, diperkirakan awal 2016.
Kenaikan harga minyak juga didukung pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Sebuah greenback yang lemah membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Dolar AS menukik terhadap mata uang utama pada Kamis setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan stimulus yang jauh dari harapan pasar. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...