Persekutuan Intelegensia Prioritaskan Kaum Marginalisasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Dewan Pembina Persekutuan Intelegensia Sinar Kasih (PISKA), Titi Juliasih mengatakan perwujudan pelayanan PISKA mengutamakan yang paling prioritas, paling termarginalisasi dan paling membutuhkan.
Hal itu dikatakan Titi saat menyampaikan arahan Dewan Pembina PISKA pada Pelantikan Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pakar dan Dewan Pengurus PISKA Masa Bakti 2021-2025, hari Rabu (28/7) yang digelar secara virtual.
“PISKA sebagai kumpulan manusia intelegensia, mewujudkan citra dan gambar Allah melalui program-program yang memanusiakan manusia dan melindungi harkatnya,” kata Titi.
Dengan pendekatan strategis, kata Titi, PISKA berfokus pada pembangunan karakter dan kecakapan manusia, serta membangun keberdayaan dan kemandiriannya, antara lain melalui program pendidikan dan pembinaan, pelatihan vokasional dan kewirausahaan bagi kaum muda (kelompok milenial) dan perempuan.
Titi mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu makhluk terhormat dan termulia, karena manusia diciptakan segambar dan secitra dengan Allah atau imago dei. Alkitab menegaskan pesan yang sangat penting kepada kita yaitu bahwa manusia harus dihormati dan dihargai hak azasinya.
“Martabat manusia, apa pun agamanya, latar belakang suku dan etnis, ideologi dan status sosial ekonominya, harus kita jaga dan kita junjung setinggi-tingginya,” kata Titi.
Dengan demikian, lanjut Titi, segala bentuk perbuatan atau kebijakan yang mendiskriminasi, menindas, membeda-bedakan, ketidakadilan terhadap sesama manusia yang dilakukan oleh siapapun dan atas dasar apa pun sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Yesus menyelamatkan dan mengangkat manusia yang terdiskriminasi dan yang mengalami ketidakadilan sosial, ekonomi, gender, politik, keagamaan, pada kemanusiaannya. Keselamatan yang Yesus kerjakan adalah keselamatan yang holistik menyangkut rohani dan jasmani, personal dan sosial, kini dan nanti.
Allah berpesan kepada manusia untuk memelihara bumi, maka keselamatan manusia dilakukan beriringan dengan upaya menyelamatkan bumi sebagai rumah bersama umat manusia. Kehancuran bumi adalah juga kehancuran umat manusia.
“Dalam konteks Indonesia, keselamatan yang Yesus kerjakan dapat diterjemahkan sebagai upaya membangun dan memfasilitasi terciptanya keadilan, perdamaian, keutuhan ciptaan dan pembaharuan hidup yang lebih baik,” kata Titi.
Menurut Titi, motto PISKA yaitu ‘Bersinar dan Mengasihi” memiliki spirit yang sama. Motto PISKA ini juga menunjukkan visi dan misinya, bagi kehidupan yang lebih baik dan lebih adil bagi manusia dan bangsa. Motto ini mengekspresikan tekad dan komitmen, dan nilai-nilai dalam mengambil bagian dalam pelayanan dan perjuangan untuk menyelamatkan manusia secara holistik serta menyelamatkan bumi ciptaan Tuhan.
“Kita sadar bahwa PISKA dipanggil dan ditempatkan oleh Tuhan di tengah pergumulan dan tantangan bangsa hari ini dan esok. Sebagai bangsa saat ini kita menghadapi pergumulan di berbagai dimensi kehidupan, termasuk kesenjangan sosial-ekonomi yang kronis,” kata Titi.
PISKA menyadari masih banyak masyarakat mengalami kesulitan mengakses pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan bahkan makanan yang bergizi, sementara sebagian kelompok masyarakat hidup dalam kelimpahan.
“Kita juga sadar bahwa ada cukup banyak saudara kita yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan memimpikan pekerjaan yang layak, sementara sebagian kecil lainnya sudah hidup dalam kemapanan. Kita juga mengalami tantangan global kemiskinan, masalah lingkungan dan lahan permukiman, serta masalah kependudukan, terutama juga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita kini memasuki era digital dengan dampak positif dan negatif yang mengikutinya,” kata Titi/
Melalui motto bersinar dan mengasihi, PISKA diingatkan untuk memberikan perhatian, mengasihi, melayani dan melakukan pemberdayaan terhadap umat dan masyarakat yang kurang beruntung dalam situasi kekinian ini, serta memberikan kesadaran kepada mereka yang beruntung untuk memiliki solidaritas dan cinta kasih kepada sesama.
Motto PISKA menempatkan kita untuk berperan sebagai terang yang menyinari kehidupan, dan memberi harapan bagi mereka yang berjuang menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari berbagai keterpurukan dan bencana.
“Kita sadar bahwa PISKA dipanggil dan ditempatkan oleh Tuhan di tengah bangsa Indonesia yang majemuk. Kemajemukan bangsa ini dikelola dengan arif dan bijaksana sebagai kekuatan untuk saling memperkaya dan untuk bekerja sama demi kebaikan dan bukan perpecahan.
Oleh karena itu, kata Titi, melalui motto bersinar dan mengasihi, demikianlah intelegensia PISKA terpanggil untuk menjadi perekat dan jembatan bagi bangsa yang majemuk ini demi terciptanya keadilan, perdamaian dan harmoni di tengah bangsa melalui upaya membangun solidaritas dan sinergi seluruh elemen bangsa.
Direktur Utama PT Sinar Kasih itu mengatakan bahwa PISKA melayani dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan keharmonisan, keutuhan bangsa yang kita cintai ini, dan keberlanjutan kehidupan. PISKA akan membangun kehidupan dengan memperhitungkan tantangan-tantangan baru kekinian yang muncul pada era revolusi industri ke-4 ini, bahkan situasi pandemik yang sedang melanda berkepanjangan saat ini.
“Kita percaya bahwa ketika Tuhan mempercayakan kita untuk membangun mengelola dan mengembangkan lembaga PISKA yang kita cintai ini sejak tahun 2014 maka itu juga memiliki makna bahwa Tuhan menginginkan semua intelegensia PISKA untuk senantiasa bersinar, menerangi dan mengasihi, sebagaimana Tuhan telah meneladankan melalui perbuatan kasihnya bagi kita dan kehidupan di bumi Indonesia yang kita cintai ini,” kata Titi.
Sebagai Dewan Pembina, Titi mengajak semua pihak berdoa dan menyerahkan seluruh aktivitas dan pelayanan PISKA sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari PISKA, baik sebagai Dewan Pembina, Pengawas, Pakar terutama sebagai Pengurus pada masa bakti 2021-2025, menjadi persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia.
Dalam kesempatan itu, Titi menyampaikan terima kasih untuk pelayanan dan pengabdian Pengurus PISKA periode 2015-2020.
“Kami juga mengucapkan salam sehat, dan mengingatkan kita semua untuk menjaga kesehatan dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan di mana saja kita berada. Tuhan memberkati kita. Terima kasih,” kata Titi.
Sekilas Tentang PISKA
PISKA merupakan lembaga kajian intelektual (center of excellence) yang bersifat kebangsaan, non profit dan oikumenis. Didirikan dengan Akta Pendirian Nomor 8 tanggal 5 Oktober 2015 dengan Notaris Susanna Tanu, SH dan terdaftar di Kemenkumham. PISKA mulai berkegiatan tanggal 8 Juli 2014 di Gedung Sinar Kasih, Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Dengan Motto “Bersinar dan Mengasihi”, PISKA melakukan peran dan fungsi intelegensia sebagai pendidik, penggerak, pembaharu, motivator, dan fasilitator bagi semua elemen bangsa kita, umat dan masyarakat.
PISKA menjadi “centre of excellent” yang bersifat kebangsaan dan oikumenis, melayani masyarakat melalui program-program pendidikan-pelatihan, studi-kajian, publikasi dan penyiaran, program pemberdayaan, penguatan, pengembangan SDM, serta ibadah-ibadah oikumenis.
Rumusan-rumusan pemikiran intelektual PISKA menjadi masukan, penerang dan solusi bagi pengambil kebijakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan masyarakat, dan menata kehidupan bangsa yang lebih baik.
PISKA membangun kerja sama dan jejaring dengan spirit kemitraan yang setara, saling menghargai dan bertanggungjawab dengan berbagai berbagai pihak, kelompok masyarakat, swasta, lembaga gerejawi dan pemerintah.
PISKA bersaudara dengan lembaga-lembaga gerejawi dan pendidikan kristen, serta organisasi intelegensia kristiani. Persaudaraan PISKA merupakan persaudaraan yang saling mengisi, saling menguatkan dan menopang, saling menyinari jalan dan menjadi cermin.
Walaupun PISKA tidak membentuk cabang kepengurusan, tetapi tentunya terbuka dan fleksibel untuk membangun perpanjangan tangan dan tim kerja PISKA untuk memastikan secara maksimal perwujudan visi-misi dan sesuai dengan kebutuhan pelayanan di seluruh wilayah di Indonesia.
Intelegensi PISKA bertekad dan berkomitmen untuk melakukan pelayanan kepada bangsa Indonesia dan umat manusia dalam ketulusan, integritas, kejujuran, dan cinta kasih demi kebaikan semua dengan tetap menghargai adat-istiadat, kebudayaan dan kearifan lokal yang ada.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...