Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 11:16 WIB | Minggu, 01 Juni 2014

Perspektif Perang Badar Amien Rais Dipelintir

Amien Rais. (mediaprabowo.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo mengatakan, ada yang salah soal perspektif Perang Badar yang disampaikan Amien Rais dengan pemberitaan yang ditulis beberapa media.

“Sebagian orang mungkin melupakan kebebasan yang diperjuangkan Pak Amien sehingga membuat plintiran,” ujar Dradjat di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/5) seperti dikutip mediaprabowo.com.

Menurutnya, pernyataan Amien Rais yang mengumpamakan Perang Badar di kontentasi pilpres adalah sebagai pesan kepada tim pemenangan Prabowo-Hatta agar berjuang dengan ikhlas.

“Beliau itu menasihat kepada tim Prabowo-Hatta kalau masyarakat berjuang seperti Perang Badar yang berjuang dengan ikhlas. Berbeda kedudukannya dengan Perang Uhud,” ungkapnya.

Dradjad mengatakan, Perang Badar lebih didasari kepada keikhlasan sehingga seluruh tim Prabowo-Hatta berjuang sepenuh hati.

“Kalau Perang Uhud itu perangnya mengharapkan kedudukan atau hasil rampasan perang,” tandasnya.

Sebelumnya, ketika menghadiri acara Isra Mi’raj di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad lalu, Amien mengatakan pemilihan presiden seperti Perang Badar. Amien lantas mengajak hadirin memilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Mantan Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar NU, Salahuddin Wahid, mengkritik pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais yang menyebut kontestasi pada pemilihan presiden seperti perang Badar.

"Itu tidak tepat. Pilpres bukan Perang Badar," kata Salahuddin dikutip tempo.co.

Sementara juru bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Abdul Kadir Karding menilai pernyataan Amien Rais merupakan provokasi berbau sara.

"Pernyataan itu adalah provokasi menggunakan sentimen agama," kata juru bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Abdul Kadir Karding, dalam siaran persnya.

Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama umat Islam bersama Nabi Muhammad SAW melawan musuh-musuhnya pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah.

Pasukan kecil kaum muslim yang berjumlah 313 orang menghadapi pasukan Quraisy dari Mekah yang jumlahnya 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan muslim bisa menghancurkan barisan Quraisy. (mediaprabowo.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home