Pertamina Diminta Ciptakan Produk Tanpa Limbah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Lingkungan Hidup memberi tantangan kepada Pertamina agar tidak menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan.
“Kalau di KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), kami berprinsip selain re-use (menggunakan kembali), dan re-cycle (mendaur ulang) prinsip kami tidak ada limbah sama sekali, nah di 2015 ini bisa tidak Pertamina memegang prinsip tanpa limbah sama sekali tetapi tetap menghasilkan produk yang berkualitas untuk Indonesia,” kata Asisten Deputi Urusan Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sayid Muhadar, pada Diskusi Publik Pengembangan Produk-Produk Pengolahan Pertamina, di Gedung Mezzanine, PT Pertamina (Persero) Tbk, Jakarta Pusat, Senin (18/5).
Menurut catatan direktorat tempat dia bekerja, setidaknya sejak 1985 seringkali terjadi kecelakaan kapal tanker dan proses transportasi hasil pengeboran minyak di lepas pantai yang mencemari lingkungan. Hal ini, menurut dia, belum tertangani dengan baik.
“Dapatkah pertamina menciptakan efisiensi di sektor energi yang lain, jangan hanya menciptakan produk-produk saja, tetapi masih harus ada eco-packaging,” kata Sayid.
Sayid mengapresiasi Pertamina dalam era baru, karena dalam kesempatan tersebut memaparkan tentang inovasi energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), karena menurut Sayid, di Indonesia saat ini kesadaran akan EBTKE masih minim.
“Indonesia adalah negara tropis dengan dua musim saja, dan banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi maka akan jauh lebih bagus,” Sayid menambahkan.
“Kalau kita ngomong soal lingkungan, selalu kita ingat tentang Sumber Daya Alam (SDA), karena saat ini SDA terbatas, karena kalau dieksploitasi semena-mena akan cepat habis, kalau bisa SDA dihemat akan jauh lebih baik,” dia menambahkan.
Menurut Sayid, Pertamina perlu mengingatkan banyak perusahaan pertambangan asing yang sekadar menguasai Indonesia tetapi tidak membangun perekonomian dan Sumber Daya Manusia Indonesia. Sayid memberi nasihat bahwa Pertamina harus mengubah paradigma tersebut karena seharusnya perusahaan pertambangan membangun perekonomian Indonesia.
“Karena itu saya berterima kasih Mahakam diambil Pertamina,” dia menambahkan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...