Pertamina Siapkan 5,3 Miliar Dolar AS Untuk Belanja Modal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Pertamina menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun 2016 ini sebesar 5,3 miliar dolar AS untuk dialokasikan dalam peningkatan usahanya di sektor hulu dan hilir.
"Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) kita pada tahun 2016 ini, kita siapkan capex sebanyak 5,3 miliar dolar AS untuk peningkatan di sektor hulu dan hilir," kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta pada hari Sabtu (6/2)
Dia menjelaskan, dana tersebut bersumber dari internal perusahaan digunakan untuk industri hulu sebanyak 4,7 miliar dolar AS, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan lapangan Migas yang dimiliki Pertamina dan sisanya akan diarahkan untuk peningkatan industri hilir.
"Termasuk akuisisi lapangan Migas di luar negeri," ujar Wianda.
Dia juga menjelaskan, Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas kilang termasuk pembangunan instalasi pipa-pipa transmisi, maupun BBM, dana tersebut akan diambil dari sisa yang digunakan untuk industri hulu.
"Kita saat ini memiliki proyek yang banyak, namun kita lihat nanti kapasitas uangnya seperti apa. Tapi capex segitu jumlahnya lebih besar dari 2015," tuturnya.
Dia juga mengakui dengan anggaran untuk peningkatan industri hilir yang dirasa masih kurang jika Pertamina ingin menggunakan belanja modal itu untuk peningkatan kapasitas kilang. Karenanya dia menyatakan pihaknya memiliki opsi untuk mendapatkan sumber pendanaan baru.
"Memang kurang, karenanya kita harus meningkatkan kemampuan financial engineering untuk mencari sumber pendanaan lain agar proyeknya berjalan atau opsi lainnya kita kerjakan dengan skala lebih kecil," ujarnya.
Dia mencontohkan untuk satu kilang memiliki target untuk menaikan kapasitasnya hingga 100 ribu barrel karena dananya masih minim, mungkin kapasitasnya sama namun spesifikasi di bawah standar yang jadi target pengembangan.
"Ini semacam proyek penghubung, tapi kita masih bisa melakukan projek ini," ujarnya.
Kendati demikian, Wianda mengatakan jumlah capex sebanyak 5,3 miliar dolar AS tersebut masih bersifat fleksibel karena masih akan ada RKAP Perubahan yang dibahas dengan pemerintah dan harus disesuaikan dengan kondisi harga minyak dunia.
"Kita akan lihat lagi, karena kita harus pertimbangkan fakta di luar dengan harga minyak turun terus kita tunggu apa tetap apa kita harus review dalam arti apa kita harus adjust atau menyeesuaikan, yang pasti gak adjust naik dan angka capex akan benar-benar fix setelah RKAP Perubahan kita disetujui jadi masih dichalange," ujar dia. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...