Pertarungan Striker Terbaik Liverpool
Jelang Pertandingan Mesir vs Uruguay
SATUHARAPAN.COM - Pertandingan kedua fase grup A akan banyak ditunggu penggemar terlebih para fans Liverpool (liverpudlian). Dua striker terbaik Liverpool dalam satu dekade terakhir akan saling bertemu membela timnasnya. Mohamed Salah di kesebelasan Mesir sementara kesebelasan Uruguay akan diperkuat Luis Suarez yang bertandem dengan Edinson Cavani.
Publik tentu akan membandingkan Salah dengan Suarez. Tidak berlebihan, kedua striker memberikan kemampuan yang terbaiknya bagi Liverpool. Pada kompetisi liga Premier tahun 2013/2014 Suarez tampil bersama Liverpool pada 37 pertandingan mengemas 31 gol dan 24 assist, sementara Salah pada musim kompetisi 2017/2018 tampil pada 38 pertandingan dengan 32 gol dan 11 assist. Angka-angka tersebut menjadi gambaran bagaimana determinasi kedua penyerang.
Selama mendampingi Uruguay dalam 191 pertandingan, Tabarez telah memberikan satu gelar Copa America pada tahun 2011. Sementara pada ajang Piala Dunia, Tabarez telah meloloskan Uruguay pada PD 2010, PD 2014. Prestasi terbaik Tabarez pada perhelatan Piala Dunia sejauh ini dicapai pada PD 2010 saat lolos hingga babak semi final sebelum dikalahkan Belanda dengan skor 3-2. Pada perebutan tempat ketiga lagi-lagi Uruguay harus menelan kekalahan dari tuang rumah Jerman dengan skor 3-2.
Afrika rasa Amerika Latin
Faktor pelatih cukup penting bagi perjalanan kesebelasan Mesir. Sejak ditangani Hector Cuper, Mesir memenangi 60 % laga hingga lolos pada babak final PD 2018. Ini mengulang kesuksesan Mesir yang tampil terakhir kali dalam PD pada tahun 1990.
Empat pemain menjadi andalan Cuper untuk menjalankan strategi permainannya yaitu Essam el-Hadary (kiper), Mohammed Abdul Shafi (sayap kiri), Mohamed El Neny (gelandang bertahan) dan Mohamed Salah (sayap). Meskipun telah melewati usia kepala empat, el-Hadary masih menjadi andalan di bawah mistar gawang. Dengan usia 45 tahun, el-Hadary akan menjadi pemain tertua pada PD 2018. Di bawah kepemimpinan Cuper, Mesir mencapai partai puncak Piala Afrika 2017. Sayang di final mereka dikalahkan Kamerun dengan skor 2-1.
Sebagaimana gaya permainan Amerika Latin yang terus menyerang, dibawah kepemimpinan Cuper kesebelasan Mesir memiliki fleksibilitas formasi 4-4-2 menjadi 4-3-3 dengan peran sentral pada ketiga gelandangnya A. Said/Sobhi, el-Nenny, Hamed, dan Fathy. Sebagai jenderal lapangan tengah Said akan didukung penuh gelandang muda el-Nenny yang saat ini merumput di liga Premier bersama klub Arsenal.
Barisan depan dengan mengandalkan gelandang sayap serang Mohamed Salah, Mesir menjadi salah satu kesebelasan yang patut diwaspadai siapapun. Penetrasi Salah melalui sayap ataupun langsung ke kotak penalti lawan kerap datang tiba-tiba. Di sisi lain kemampuan assist Salah dalam memberikan umpan matang kepada rekannya sedikit banyak akan membantu manakala Salah dalam penjagaan ketat. Menarik menunggu kiprah pemain muda Mesir yang sedang naik daun seperti Trezequet, Morsy, Hassan Kouka, serta gelandang berbakat Sobhi yang merumput di Stoke City.
Bomber-bomber haus gol
Dibawah pelatih Oscar Tabarez, kesebelasan Uruguay mengalami pasang-surut prestasi. Pada awal-awal menangani Uruguay sejak tahun 2006, Tabarez mempersembahkan prestasi yang tidak bisa diremehkan. Tahun 2007 Tabarez mengantarkan Uruguay pada semi final Copa America (CA). Puncaknya terjadi pada CA 2011 yang berlangsung di Argentina. Kesebelasan Uruguay keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Paraguay dengan 3 gol tanpa balas. Dua gol disumbangkan Diego Forlan dan satu gol oleh Luis Suarez.
Trend positif tersebut sebagai kelanjutan dari PD 2010 dimana mereka mampu menembus babak semi final sebelum dihentikan oleh Belanda. Pada perebutan tempat ketiga lagi-lagi mereka harus takluk di tangan Jerman dengan skor 3-2. Meski begitu Diego Forlan tercatat sebagai salah satu pencetak gol terbanyak dengan 5 gol bersama Thomas Muller, Wesley Sneijder, dan David Villa. Dua penyerangnya yang menjadi andalan kesebelasan Uruguay saat ini yakni Suarez mencetak 3 gol dan Cavani mencetak 1 gol.
Dua penyerang Uruguay saat ini menjadi momok bagi kesebelasan manapun. Suarez dengan kemampuan sayap serang yang sewaktu-waktu bisa menjadi target man dengan kemampuan assist yang tidak diragukan lagi bersama klubnya Barcelona, serta Edinson Cavani dengan tipikal penyerang murni yang memiliki pergerakan saat memasuki kotak penalti adalah jaminan mencetak gol. Capaian kedua pemain tersebut tentunya tidak berdiri sendiri.
Selain Rodriquez, barisan gelandang Uruguay diisi pemain muda yang bermain di berbagai kompetisi di Eropa. Vecino (Inter Milan), Valverde (La Coruna), Laxalt (Genoa), ataupun Nandez (Boca Yunior). Tidak berlebihan saat mereka lolos ke Rusia dengan posisi sebagai runner up dibawah pemuncak Brasil.
Prediksi pertandingan
Pertemuan kedua kesebelasan menjadi pertemuan yang kedua setelah pada tahun 2006 dalam sebuah pertandingan persahabatan Uruguay mengalahkan Mesir dengan skor 2-0. Ketika itu Uruguay sudah dilatih oleh Oscar Tabarez. Dua pemain pada masing-masing kesebelasan saat ini masih menjadi pemain jangkar. Fathy dan Hasan yang ketika itu menjadi pemain muda berbakat yang dimiliki Mesir, serta Godin dan Rodriquez di kesebelasan Uruguay.
Pertemuan kesebelasan Mesir menghadapi Uruguay akan menyajikan pertarungan lapangan tengah oleh pemain muda di kedua kubu sejak menit awal. Vecino, Nandez, Valverde/Laxalt akan bertarung mengamankan lapangan tengah menghadapi Said, el-Nenny, Hamed/Sobhi.
Tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun di lini tengah mengingat kedua kesebelasan memiliki barisan penyerang yang sudah tidak diragukan lagi. Jika Uruguay mampu memenangi pertarungan lapangan tengah, kesebelasan Mesir dalam bahaya besar mengingat Suarez lebih bebas bergerak dari sisi manapun dan pada saat bersamaan Salah harus sedikit turun menjemput bola sehingga aliran serangan Mesir bisa sedikit tersendat.
Dalam posisi Suarez yang relatif bebas, akan memberikan keleluasaan bagi Cavani untuk bergerak ke kotak penalti Mesir. Pergerakan kedua penyerang Uruguay yang relatif fleksibel tentunya akan memaksa pemain bertahan Mesir untuk fokus pada seluruh pergerakan yang ada di sekitar kotak penalti mengingat baik Suarez maupun Cavani memiliki kemampuan mencetak gol yang sama baiknya. Dengan komposisi pemain dan pola permainan yang hampir sama, kesebelasan Uruguay sedikit lebih unggul dibanding Mesir.
Apapun yang terjadi, jika Suarez dan Salah diturunkan pertemuan kesebelasan Mesir melawan Uruguay akan menjadi kegembiraan para liverpudlian menyaksikan penyerang terbaik yang pernah memberikan warna pada stadion Anfield meramaikan PD 2018.
Jadwal pertandingan
Pejumpaan kesebelasan Mesir pada fase grup A melawan timnas Uruguay akan berlangsung di Central stadium Yekaterinburg pada Jumat (15/6) pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 19.00 WIB.
Perkiraan susunan pemain:
Mesir (4-3-3) : el-Hadary (gk), el-Mohammady, Hegazy, Ali Gabr, Fathy, A. Said/Sobhi, el-Nenny, Hamed, Trezequet/Morsy, Hassan, Salah. | pelatih: Hector Cuper
Uruguay (4-4-2) : Muslera (gk), Varela, Godin, Gimenez, Laxalt/Silva, Nandez, Valverde, Vecino, Rodriguez/Lodeiro, Cavani, Suarez.| pelatih: Oscar Tabares
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...