Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:42 WIB | Kamis, 30 November 2023

Pertemuan OSCE, Uni Eropa: Rusia Perlu Dengar Mengapa Dikecam dan Dikucilkan

Ukraina, serta Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia akan boikot pertemuan OSCE jika Menlu Rusia hadir.
Seorang petugas polisi tercermin dalam logo OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) di markas OSCE di Istana Hofburg di Wina pada 21 Februari 2022. (Foto: dok. AFP)

BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM-Diplomat utama Uni Eropa mengatakan pada hari Rabu (29/11) bahwa Rusia perlu mendengar dari para menteri pada pertemuan badan keamanan regional terbesar di dunia yang akan datang mengenai mengapa Rusia “disalahkan dan dikucilkan”.

Para menteri dari negara-negara anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) akan bertemu pada hari Kamis (30/11) dan Jumat (1/12) di Skopje untuk membahas masa depan organisasi tersebut serta perang di Ukraina.

Ukraina, serta Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia semuanya mengatakan mereka akan memboikot konferensi tingkat menteri tahunan tersebut setelah adanya undangan untuk Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang mengatakan ia berencana untuk hadir.

Josep Borrell mengatakan dia memahami kegelisahan beberapa negara tetapi menyambut baik keputusan Makedonia Utara yang mengizinkan Lavrov berpartisipasi, dan mengatakan bahwa hal itu sejalan dengan “tujuan bersama untuk menjaga multilateralisme tetap hidup”.

“Ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi dia (Lavrov) untuk mendengarkan langsung dari para peserta pertemuan ini mengapa Rusia dikecam dan dikucilkan,” katanya kepada wartawan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Makedonia Utara, Dimitar Kovacevski.

Borrell menambahkan bahwa Lavrov kemudian dapat kembali ke Kremlin dan melaporkan “bahwa Uni Eropa dan OSCE tetap bersatu dalam menyesalkan perilaku agresif dan melanggar hukum oleh Rusia.”

Didirikan pada tahun 1975 sebagai forum dialog antara blok Timur dan Barat, organisasi tersebut, yang mencakup Rusia dan Ukraina, telah beroperasi dengan anggaran ekstra, namun ketegangan semakin meningkat.

Setelah melakukan perundingan selama berbulan-bulan, Malta pada hari Senin setuju untuk mengambil alih kepemimpinan bergilir organisasi tersebut tahun depan, dan bukannya anggota NATO, Estonia, yang secara terbuka ditolak oleh Rusia.

Keputusan tersebut diperkirakan akan diratifikasi dalam pertemuan tingkat menteri dua hari dan menghindari runtuhnya badan keamanan pan-Eropa. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home