Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Pertama 2015 4,71 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I – 2015 sebesar 4,71 persen atau mengalami perlambatan sebesar 0,18 persen
“Pertumbuhan ekonomi 4, 71 persen (year on year, secara perbandingan tahun) dan q to q (perbandingan triwulan) turun sebesar 0,18 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam Konferensi Pers bulanan BPS, yang berlangsung Selasa (5/5) di Gedung BPS, Jalan Dr. Sutomo, Jakarta.
Suryamin menyebut salah satu faktor pemacu pertumbuhan ekonomi adalah Tiongkok yang meralat pertumbuhan ekonomi.
“Dari 7,4 persen ke 7,0, padahal Tiongkok ini, kita memiliki peran ekspor sebesar 9 sampai dengan 10 persen, sama halnya dengan Singapura yang menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari 4,9 ke 2,1, dan ini juga berpengaruh ke perdagangan internasional kita,” Suryamin menambahkan.
Salah satu faktor lainnya yakni, menurut dia, adalah pelemahan harga minyak. “Harga minyak yang masih melemah itu juga memiliki dampak triwulan pertama,” dia menambahkan.
Faktor lainnya yang berpengaruh dalam perlambatan ekonomi Indonesia adalah tidak stabilnya ekspor dan impor indonesia yang mengacu kepada beberapa negara di kawasan Asia lainnya.
Suryamin menyebut pertumbuhan ekonomi berasal dari beberapa sektor, pada triwulan I – 2015 yang berkontribusi besar adalah dari sektor industri sebesar 0,85 persen sementara dari sektor konstruksi sebesar 0,57 persen. “0,5 persen dari pertanian,” dia menambahkan.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I – 2015 menurut pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 persen yang khusus untuk triwulan pertama.
“Sementara untuk lembaga non profit rumah tangga sekarang turun 1,19 persen pada tahun lalu naik 7,51 persen, karena lembaga non profit berkaitan dengan pemilu, karena ada sponsor yang memproduksi barang, dan untuk kegiatan pemilu,” Suryamin menambahkan.
Suryamin menjelaskan ada beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yakni pertanian, informasi – komunikasi, dan jasa keuangan.
“Informasi dan komunikasi tumbuh 10,53 persen, jasa lainnya tumbuh 8,00 persen, jasa keuangan dan asuransi tumbuh 7,57 persen, memiliki share 4,04 persen, peningkatan ini terjadi karena asuransi dana pensiun yang dikelola dana pensiun meningkat cukup tinggi,” dia menambahkan.
Kilas Balik Pertumbuhan Ekonomi Sebelumnya
Sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I berdasar perhitungan BPS pada 2014, mencapai 5,12 persen, apabila dibandingkan dengan 2013 maka pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami perlambatan sebesar 5,58 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan II 2014 pada Agustus 2014 mencapai 5,12 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan III yang diumumkan November 2014 hanya sebesar 2,96 persen.
Pertumbuhan ekonomi triwulanan diumumkan Badan Pusat Statistik setiap tiga bulan. Ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2014 mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibanding periode yang sama 2013, perlambatan tersebut sebesar 5,61 persen. Ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 2,06 persen apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. BPS, kala itu menyebut penyebab perlambatan setiap triwulan tersebut karena mata pencaharian di seluruh sub sektor pertanian mengalami pergantian musim.
BPS menyebut bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia sepanjang 2014 lebih banyak berpusat di Jawa dengan pertumbuhan rata di angka 5,59 persen, dan Pulau Sumatera sebanyak 4,66 persen.
Versi Bank Dunia
Beberapa waktu lalu Bank Dunia pernah merilis data bahwa perekonomian Indonesia tumbuh kuat pada 2012, pertumbuhan PDB selama satu tahun menjadi 6,2 persen. Angka tersebut merupakan penurunan dari pertumbuhan ekonomi pada 2011 sebesar 6,5 persen.
Kala itu, Bank Dunia menyebut bahwa ketidak pastian kondisi pasar keuangan yang terjadi hampir sepanjang tahun akibat pengaruh ketidak pastian ekonomi global. Dalam Indonesia Economic Quarterly 2014 edisi Desember 2012, kualitas kebijakan dalam negeri semakin menjadi perhatian terutama dengan meningkatnya pemilihan umum menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi stagnan di angka 6,0 hingga 6,5 persen dapat terjaga.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...