Pertumbuhan Ekonomi Zona Euro Berjalan Lambat
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Pemulihan yang lemah di Eropa berjalan lambat, tunjuk sejumlah data ekonomi pekan ini. Beberapa analis memperingatkan bahwa Prancis, yang menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di zona euro, dapat mengalami kemerosotan lebih lanjut.
Bahkan lokomotif ekonomi zona euro, Jerman, yang performanya berbeda dari Prancis yang tertinggal - mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi dan membukukan inflasi terendah selam empat tahun sebesar 0,9 persen.
Kemerosotan tersebut kian menambah kekhawatiran bahwa deflasi kian mendekat.
Tepat sebulan lalu, Komisaris Urusan Ekonomi Uni Eropa Siim Kallas dengan tegas menyebutkan kondisi ekonomi yang baik di blok tersebut, mengatakan bahwa “pemulihan ekonomi telah dicapai”.
Saat Portugal berhasil membuntuti Irlandia keluar dari program dana talangan miliaran euro, atau bahkan Yunani yang dengan sukses meningkatkan uang mereka di pasar, zona euro tampaknya akan malah berkutat dengan krisis utang.
ECB Tidak akan Buat Langkah Pencegahan Deflasi Baru
Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan membuat langkah kebijakan baru dalam pertemuan bulanannya pekan depan, sebaliknya akan berfokus pada pemantauan dampak paket langkah yang diterapkan bulan lalu.
Setelah memangkas suku bunga di putaran terakhir dan menjelang pengumuman langkah-langkah likuiditas baru dalam perjuangan mencegah terjadinya deflasi di area bermata uang tunggal, ECB “tidak akan mengambil langkah apa pun” dalam pertemuannya pada Kamis (26/6), menurut prediksi pengawas bank sentral.
“ECB akan duduk manis untuk saat ini, minimal saat langkah-langkah terhadap suku bunga dan likuiditas yang mereka umumkan dalam pertemuannya pada Juni diberlakukan,” ungkap Howard Archer di IHS Global Insight.
“Sejumlah pembuat kebijakan senior ECB mengindikasikan bahwa bank tidak akan bertindak lagi dalam waktu dekat, mereka akan berfokus pada pemberlakuan paket tindakan yang diumumkan baru-baru ini,” lanjut pakar tersebut.
Dalam pertemuan mereka pada Juni, ECB memasuki wilayah yang belum pernah dipetakan, menempatkan suku bunga utamanya ke dalam area negatif untuk pertama kalinya.
Mereka menurunkan suku bunga pembiayaan acuan menjadi 0,15 persen dan memangkas bunga deposito menjadi 0,10 persen. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...