Perusahan Teknologi Braille Buat Buku Elektronik untuk Tunanetra
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah perusahaan Inggris berencana untuk meluncurkan buku elektronik dengan huruf Braille bagi para tunanetra tahun ini, Reuters melaporkan, Senin (14/1).
Alat itu akan memungkinkan mereka untuk membaca buku lebih banyak tanpa harus terbebani dengan membawa buku yang banyak.
Saat dikembangkan oleh Louis Braille pada abad ke-19, alfabet yang dibuat dalam bentuk titik-titik tersebut telah membawa kesenangan dari membaca bagi mereka yang buta, maupun yang mengalami masalah penglihatan.
Namun, dalam bentuk cetak, buku Braille, tak nyaman dan tak mudah dibawa. Contohnya, salinan Alkitab dengan huruf braille tebalnya bisa mencapai 5 kaki (1,5 meter) dalam sebuah rak buku.
Perusahan Inggris Bristol Braille Technology berharap dapat mengubahnya dengan meluncurkan Canute 360, “Kindle untuk Tunanetra” mereka yang baru.
Kindle ini, nantinya akan menjadi buku elektronik dengan multigaris pertama di dunia yang menampilkan 9 baris bacaan dalam satu waktu, atau sekitar tiga halaman dari cetakan biasa.
“Artinya kita hanya perlu menekan tombol untuk lanjut setiap 360 karakter sekali, daripada 20 karakter sekali,” kata Stephanie Sergeant, dari Vision Through Sound, sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan Bristol Braille. Vision Through Sound juga memberikan pelatihan kepada para tunanetra.
“Kindle ini memperbarui setiap baris dalam satu waktu, dimulai dari atas. Meskipun butuh beberapa saat untuk memperbarui semua baris, tapi kita bisa langsung membaca segera setelah kita menekan tombol selanjutnya.”
Teks apa pun yang telah diterjemahkan ke dalam format huruf Braille, dapat diunduh ke Canute. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memiliki banyak bahan bacaan.
Proporsi tunanetra yang dapat membaca huruf Braille, yang terbentuk dari kombinasi satu hingga enam titik, telah menurun, sebagian karena majunya teknologi deskripsi audio.
Namun, Bristoll Braille mengatakan belajar membaca secara signifikan dapat meningkatkan angka melek huruf dan angka di kalangan tunanetra.
Purwarupa akhir dari Canute akan diproduksi secara massal tahun ini. Harganya hampir sama dengan laptop berteknologi tinggi.
“Berbagai inovasi yang dibuat oleh teknologi Braille menjadikan ini waktu yang menyenangkan bagi para pembaca braille,” kata Claire Maxwell, Pengembang Produk Senior untuk Braille di The Royal National Institute of Blind People (RNIB). (Voaindonesia.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...