Pesan Adnan Buyung: Terus Perjuangkan Keadilan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketika masih sakit pengacara senior Adnan Buyung Nasution memberikan pesan kepada teman-temannya untuk terus memperjuangkan keadilan.
"Pada saat tubuhnya sudah dipasang ventilator, dia masih memberikan pesan kepada teman-temannya walaupun melalui secarik kertas," kata salah satu teman Adnan, Todung Mulya Lubis sambil membawa kertas yang bertuliskan pesan dari Adnan Buyung, di Jakarta, hari Rabu (23/9).
Kertas itu ditulis dengan tinta merah dan susunan hurufnya yang berantakan. Isi tulisan tersebut adalah ''menjaga LBH YLBHI, dan teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin dan tertindas''
Bagi Todung amanat tersebut tidak hanya untuk dia, tetapi juga untuk semua lembaga bantuan hukum dan lembaga hak asasi manusia di Indonesia.
Anak Adnan Buyung Nasution, Rasyid Perkasa Alam Nasution mengatakan dalam keadaan sakit ayahnya masih memberikan pesan kepada keluarga dan teman-teman untuk terus berjuang. "Pesan kepada anaknya, kita harus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, itu paling penting," ungkap Rasyid seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, ayahnya masuk rumah sakit pada hari Selasa (15/9), kemudian pada hari Sabtu malam (19/9) Adnan masuk ICCU dan dipasang alat bantu pernapasan. Pada hari Senin (21/9) kondisinya sempat membaik dan dokter memutuskan untuk melepas alat tersebut. Namun setelah dilepas kondisi ayahnya kembali memburuk dan tidak dapat berkomunikasi.
Kemudian Adanan mengembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah. Jenazah akan dimakamkan pada hari Kamis (24/9), setelah Shalat Idul Adha pukul 08.00 WIB di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
"Besok pagi akan dimakamkan selesai Shalat Idul Adha. Jenazahnya akan berada disebelah makam ayahnya," katar anaknya. Adnan meninggal karena sakit ginjal. Dia juga menderita penyakit Jantung.
Adnan yang nama lahirnya Adnan Bahrum Nasution, lahir di Jakarta, 20 Juli 1934. Sejak muda dia sudah menjadi aktivis dan berkiprah di bidang hukum. Dia termasuk pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bagian Hukum tahun 2007-2009.
Beberapa tokoh yang melayat di rumah duka di Poncol Lestari No.7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, adalah Ketua Umum Nasional Demokrat, Surya Paloh, Wakil KPK non-aktif, Bambang Widjojanto, Ketua KPAI, Kak Seto dan Ketua DPD RI, Irman Gusman. Teman pengacara yang hadir adalah Hotma Sitompul, Ketua KPU, Husni Kamil Malik, Wali Kota Tanggerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tandjung, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, Menteri Pan-RB, Yuddy Chrisnandi, dan Gubernur Banten, Rano Karno.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...