Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 19:25 WIB | Minggu, 03 Juli 2022

Pesan Kapolri pada Taruna Polri: Miliki Kapasitas Teknis, Etika dan Kepemimpinan

Kapolri tutup pendidikan taruna Akademi kepolisian di Semarang.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pada penutupan pendidikan taruna Akademi Kepolisian di Semarang, Jumat (1/7). (Foto: Humas Polri)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM-Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, menutup pendidikan taruna Akademi Kepolisian angkatan ke-53 'Arkana Satriadharma' di Semarang, Jawa Tengah. Mereka yang dinyatakan lulus tahun ini sebanyak 246 orang, yang terdiri dari 215 taruna dan 31 taruni.

Kapolri menyampaikan bahwa yang meraih penghargaan dan prestasi, ke depan harus dipertahankan serta mengasah diri untuk menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya bagi yang belum mendapat kesempatan itu, prestasi akan bisa diukir ketika sudah bertugas sebagai prajurit Korps Bhayangkara.

"Saya harapkan prestasi terbaik selanjutnya bisa diukir di manapun anda bertugas, selama anda melaksanakan dinas," kata Kapolri dalam keterangannya, Jumat (1/7).

Kapolri meminta kepada taruna dan taruni untuk terus mengembangkan potensi diri melalui Lifelong Learning dan Learning Under Pressure. Hal itu dipersiapkan untuk menghadapi dinamika yang terus berkembang dengan cepat dan tak menentu. "… untuk membentuk diri menjadi pimpinan Polri yang tangguh, di masa yang akan datang."

Kapolri menekankan, Indonesia dan negara lainnya sedang dihadapkan dengan dinamika global yang penuh dengan ketidakpastian. Sehingga, Kapolri berharap, calon perwira muda Polri ini mampu mengasah jiwa kepemimpinannya untuk bisa menjalankan tugas pokok ataupun lainnya.

"Jadi inilah gambaran tugas yang rekan-rekan akan hadapi, disamping anda semua melaksanakan tugas pokok kepolisian melindungi, mengayomi, melayani serta melakukan penegakan hukum," tutur Kapolri.

Kapolri menekankan tiga kompetensi: teknis, etika dan leadership. Kompetensi teknis menjadi hal yang harus dimiliki karena terkait pelaksanaan tugas pokok. Misalnya di era teknologi informasi ini muncul kejahatan baru. Seperti robot trading, pinjol ilegal, cyber terorism dan ini membutuhkan kemampuan yang terus diasah. "Jadi bagaimana ke depan kalian miliki kemampuan tersebut. Kemampuan digital, bangun talent digital Polri dalam berbagai kegiatan," katanya.

Dalam kompetensi kepemimpinan, Kapolri meminta untuk memahami dan melaksanakan bagaimana menjadi first line supervisor yang akan berhadapan dengan anggota dan masyarakat dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Jadilah pemimpin yang bisa melindungi dan mengayomi.

"Turun langsung ke lapangan, jangan biasakan memerintah. Mendengar apa yang terjadi dilapangan, dengar aspirasi masyarakat," kata Kapolri.

Kompetensi etika, Kapolri menyebut hal ini juga sangat penting bagi personel kepolisian untuk dijadikan personal security system, atau melindungi serta mencegah dari perilaku menyimpang. Dengan adanya hal tersebut, taruna-taruni akan mampu membentengi diri dari segala bentuk godaan ataupun hasutan dari manapun untuk melakukan hal yang melanggar.

"Jadi hati-hati, empat tahun kalian laksanakan pendidikan dan kemudian terpeleset hal-hal seperti ini. Tanamkan, di mana pun bumi dipijak disitu langit dijunjung. Yang kita lakukan adalah bagaimana kalian, di manapun bertugas bisa tunjukkan kalian adalah anggota terbaik. Calon pemimpin muda terbaik, di manapun kalian berada. Sehingga kalian betul-betul bisa diterima oleh masyarakat," kata Kapolri

Sigit meminta, kepada taruna-taruni untuk berusaha menjadi pendengar yang baik. Kapolri menegaskan, Polri dewasa ini, bukanlah institusi yang anti-kritik. Perwira muda harus mampu mendengar dan menyerap apa yang menjadi aspirasi masyarakat.

Bahkan demi menyerap aspirasi masyarakat Polri melakukan pendekatan soft approach dan restorative justice khususnya untuk menangani permasalahan yang menciderai rasa keadilan masyarakat. Meski begitu, disatu sisi, Kapolri menekankan, kepolisian tetap menindak tegas atau tidak kompromi terkait permasalahan yang berpotensi memecah belah bangsa.

“Jangan ragu-ragu lakukan tindakan tegas terukur terhadap hal yang sifatnya menimbulkan potensi memecah belah bangsa, meresahkan masyarakat, menimbulkan korban masyarakat. Terkait peristiwa tersebut rekan-rekan harus lakukan tindakan tegas. Kita tetap harus junjung tinggi HAM, ikuti aturan yang ada secara terukur. Karena memang diberikan kewenangan oleh negara. Namun demikian kewenangan tersebut harus dilakukan secara terukur dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Kapolri.

Kapolri berharap, taruna-taruni Akpol akan menjadi pemimpin yang matang ketika visi Indonesia Emas 2045 tercapai. Sigit menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo: 'polisi bukan sekadar profesi, melainkan jalan untuk mengabdi'.

Kapolri menekankan kepada seluruh taruna-taruni agar selalu siap ditempatkan di manapun dalam bertugas. Hal ini sejalan dengan semangat ingin mewujudkan Indonesia sentris. Dimanapun ditugaskan, Kapolri berpesan, untuk tidak mengeluh melainkan terus meraih prestasi untuk negara, institusi dan diri sendiri.

"Carilah tempat paling sulit karena disitu akan mendapatkan mutiara-mutiara. Kalian dapatkan pengalaman yang mungkin tidak semua mendapatkan dan itu bisa jadi fondasi bagi kalian. Dan kalian kumpulkan sehingga kalian siap pada saat nanti menjadi seorang pemimpin," kata Kapolri.

Kapolri mengingatkan kepada taruna-taruni untuk selalu menanamkan di dalam sanubari untuk selalu setia terhadap negara atau Satya Haprabu. "Saya bangga kalau kalian bisa melakukan hal tersebut. Saya bangga apabila kalian bisa jawab tegas: saya adalah anak negara, dan siap ditempatkan di mana saja. Jadi anda sudah siap untuk menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang," kata Kapolri.

Kepada taruni Akpol, Kapolri minta untuk terus mengukir prestasi. Mengingat, Polri saat ini memberikan kesempatan yang sama bagi Polwan dalam menjalankan tugas, sebagaimana semangat kesetaraan jender di institusi Polri.

"Banyak Polwan yang sudah berpangkat jenderal, kalian juga akan diberikan kesempatan jadi kepala satuan wilayah atau kapolsek, kapolres bahkan suatu saat kapolda. Ini tergantung bagaimana kalian bisa menemukan potensi kalian. Karena ada kelebihan dari polwan yang kita harapkan dapat melaksanakan tugas khusus terkait masalah kekerasan perempuan dan anak, posisi yang haruskan sentuhan humanis,” kata Kapolri.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home