Pesan Pastoral MPH PGI Menyambut Pemilu 17 April 2019
SATUHARAPAN.COM – Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH PGI) mengeluarkan Pesan Pastoral Menyambut Pemilu, 17 April 2019, melalui pernyataan tertulis yang ditandatangani Ketua Umum MPH-PGI Pdt Dr Henriette TH Lebang dan Sekretaris Umum Pdt Gomar Gultom bertanggal 8 Maret 2019.
Berikut pesan pastoral MPH-PGI tersebut.
Saudara-saudara yang kekasih,
Dalam rasa syukur kami mengajak Saudara-saudara untuk menyambut Pesta Demokrasi yang akan kita laksanakan pada 17 April 2019 yang akan datang. Melalui Pemilihan Umum (Pemilu) kali ini, kita akan memilih Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) dan Anggota Legislatif (Pileg) untuk lima tahun ke depan. Pesta Demokrasi ini kita sambut sebagai anugerah Tuhan bagi bangsa kita. Melalui proses Pilpres dan Pileg kita akan memilih pemimpin negara dan wakil rakyat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang disepakati bersama di Indonesia, yakni sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Meski demokrasi belumlah merupakan suatu sistem yang sempurna, tetapi inilah sistem terbaik bagi bangsa Indonesia yang besar dan sangat majemuk saat ini. Demokrasi mencegah kesewenang-wenangan penguasa atas siapa pun dan sikap anarkisme oleh kelompok masyarakat mana pun. Demokrasi menempatkan setiap warganegara dalam keadilan dan kesetaraan. Karena itu, kita harus mempertahankan sistem demokrasi sekaligus menggunakan momentum berdemokrasi lewat Pilpres dan Pileg 2019 dan menjadikannya sebagai perayaan kontestasi politik yang beradab dan bermartabat.
Gereja-gereja di Indonesia ditempatkan Allah di Bumi Pancasila ini untuk mengupayakan kesejahteraan masyarakat di mana Tuhan tempatkan dan berdoa bagi kemaslahatan segenap bangsa (Yer.29:7). Kita berharap semoga Pemilu 2019 berlangsung dalam semangat membangun demokrasi yang setara bagi semua warga bangsa. Kami prihatin mengamati kondisi sosial politik yang berkembang saat ini yang cenderung melemahkan nilai-nilai dan semangat demokrasi. Hal ini tampak dalam maraknya penyebaran ujaran kebencian dan berita bohong, serta politisasi SARA, hal-hal yang dapat mengancam keutuhan bangsa kita serta melemahkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk. Dibutuhkan sikap kenegarawan kita yang tinggi serta komitmen kebangsaan kita dalam menghadapi Pesta Demokrasi ini.
Dalam kaitan ini, Majelis Pekerja Harian PGI menyerukan:
1. Kepada Gereja-gereja agar:
Memasukkan proses-proses politik ini dalam agenda pastoralnya, antara lain dengan a). mendoakan proses Pemilu berjalan dengan baik, seturut kehendak Tuhan; b). mendampingi warga gereja dalam mempersiapkan diri menghadapi Pesta Demokrasi ini; c). menyadarkan warga gereja tentang tanggung jawabnya sebagai warganegara dalam ikut menentukan dan membangun masa depan bangsa yang lebih adil, sejahtera dan berkeadaban; dan d). meyakinkan mereka bahwa keikutsertaan mereka dalam Pemilu adalah tindakan iman dan bukan hanya hak konstitusi; dan e). ikut serta mengawal proses demokrasi ini dan memastikan bahwa proses ini berjalan baik, transparan dan damai.
Gereja juga perlu secara serius memotivasi warganya agar mampu bersikap kritis terhadap penyalahgunaan gedung gereja, politik uang, maupun kepentingan primordial atau sektarianisme yang bisa membawa perpecahan internal gereja dan bahkan perpecahan dalam masyarakat. Hendaknya gedung gereja tidak dijadikan sebagai ajang kampanye demi kepentingan aktor-aktor maupun partai-partai politik mana pun.
2. Kepada Warga Jemaat agar:
Ikut hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab. Dengan demikian kita meminimalisasi kemungkinan penyalahgunaan kertas suara oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Jangan golput! Kami mendorong seluruh warga jemaat untuk proaktif mengecek Daftar Pemilih Tetap dan memastikan namanya tercantum di sana. Jika hendak bepergian hendaknya mengurus Formulir A5 agar dapat mencoblos di daerah yang dituju. Diharapkan seluruh warga gereja dapat memastikan seluruh anggota keluarga, teman kerja, asisten rumah tangga dan orang-orang di sekitar lingkungannya yang telah memiliki hak pilih namun tidak berada di tempat asal pada waktu pemilihan, agar segera mengurus Form A5 di kantor KPU kabupaten/kota tempat yang dituju. Jika hendak berlibur pada hari pemilihan, kami sarankan untuk berangkat setelah menyelesaikan pencoblosan di TPS.
Dalam menentukan pilihan, hendaknya merujuk kepada nasihat ketika hendak memilih pemimpin umat sebagai berikut: “…carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya dan yang benci kepada pengejaran suap…(Kel.18:21), “sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.” (Kel.23:8).
Pelajari track record atau rekam jejak para calon, apakah sudah terbukti dalam memikirkan dan melakukan hal-hal yang menyejahterakan seluruh rakyat atau baru sebatas janji-janji; utamakan pemimpin yang memiliki integritas, menghargai kemajemukan, menjunjung hak asasi manusia, kebebasan beragama serta kesetaraan gender; berwawasan lingkungan, jujur dan santun; tidak terindikasi korupsi dan melakukan politik uang; serta berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan mengutamakan persatuan bangsa.
Jauhi hoaks dan/atau kebohongan. Ingatlah nasihat Paulus dalam 1 Tesalonika 5:21: “ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” Hargailah sesama warganegara walaupun pilihan politiknya mungkin berbeda. Warga gereja dapat berpartisipasi dalam memantau proses persiapan pemilu, waktu pelaksanaan pemilu, dan pada waktu penghitungan di TPS-TPS. Warga gereja dapat melaporkan kepada Bawaslu atau KPU terkait pelanggaran-pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu tanpa takut.
3. Kepada Para Kontestan – Capres/Cawapres dan Caleg:
Kami mengapresiasi keikutsertaan Anda dalam kontestasi Pemilu kali ini, yang kami pahami sebagai wujud keterpanggilan Anda membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Kekuasaan adalah sarana untuk melayani, karena itu komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, terutama yang miskin, termarginal dan terdiskriminasi, adalah hal yang mutlak. Hendaklah Anda bersikap jujur, menjauhkan diri dari suap maupun dari penggunaan dana-dana Pemerintah, seperti dana bantuan sosial, yang tidak transparan. Hendaklah Anda tidak menghalalkan cara-cara yang melanggar hukum atau memanipulasi isu gender, etnik, gereja atau agama yang bersifat sektarian dan primordial sempit demi mengejar kepentingan pribadi dan kelompok.
Saat Pemilu usai, kami berharap Anda mampu berjiwa besar, terutama saat menerima hasil Pilpres dan Pileg demi menjaga ketertiban, perdamaian dan ketenteraman masyarakat.
4. Kepada Penyelenggara Pemilu:
Pemilu Serentak memberi beban sangat berat kepada pihak penyelenggara, yakni KPU dan Bawaslu/Panwas. Kepada penyelenggara kami berdoa dan berharap, semoga dimampukan melaksanakan mandat ini secara profesional dan bertanggung jawab, jujur, adil, transparan, dan tidak memihak. Masa depan demokrasi kita bergantung pada integritas, kejujuran dan komitmen Anda.
5. Kepada Aparat Keamanan:
Anda akan melakukan tugas yang sangat berat. Kami bangga karena Anda merupakan komponen yang penting dalam proses demokratisasi Indonesia. Kami mendoakan agar Anda mampu melakukan tugas dan tanggung jawab Anda dengan baik sehingga Pemilu dapat berjalan dalam suasana yang kondusif, aman dan tenteram bagi seluruh warga terutama bagi mereka yang akan menggunakan hak pilihnya. Marilah kita terus mendoakan seluruh proses Pesta Demokrasi ini agar hikmatNya menuntun kita untuk memilih pemimpin-pemimpin yang dapat mengarahkan bangsa kita ke arah kehidupan bangsa Indonesia yang dipenuhi damai sejahteraNya untuk semua.
"Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu." (Ul. 30:19)
Demikianlah pesan ini kami sampaikan. Kiranya kuat kuasa Roh Kudus menyertai kita semua.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...