Pesan Paus di Davos: Cintai Orang Miskin, Anda akan Bahagia
DAVOS, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus mengatakan kepada elit politik dan ekonomi terkaya di dunia yang berkumpul di Davos, Swiss, hari Rabu (20/1) bahwa mereka tidak boleh tuli terhadap jeritan orang miskin dan harus mempertimbangkan peran mereka sendiri dalam menciptakan ketimpangan.
Teknologi baru seperti robotika harus juga tidak diperbolehkan untuk menggantikan manusia dengan "mesin berjiwa," kata dia, dalam World Economic Forum, forum bergengsi yang mengumpulkan para pemimpin bisnis dan politik di Davos.
"Untuk kalian semua, saya mengimbau sekali lagi: Jangan lupakan si miskin," kata dia, seperti dilansir oleh Reuters (21/1).
Paus, yang menulis sebuah ensiklik besar tentang perubahan iklim dan perlindungan lingkungan tahun lalu, juga mendesak para pemimpin bisnis untuk memastikan bahwa planet ini tidak menjadi "taman yang kosong."
Pertemuan tahunan Davos telah dikritik oleh aktivis anti-globalisasi sebagai forum yang harus bertanggung jawab atas masalah-masalah yang dikemukakan Paus itu.
Para aktivis mendasarkan kritik mereka atas berbagai laporan soal kesenjangan pendapatan di dunia, seperti yang dilansir oleh organisasi amal, Oxfam, yang memperkirakan bahwa satu persen dari populasi menguasai 99 persen kekayaan dunia.
Fransiskus yang menjadikan pembelaan orang miskin sebagai ciri kepausannya, pernah mengatakan uang adalah "kotoran setan", dan menegaskan bahwa kalangan bisnis dan masyarakat kaya harus mengakui peran mereka dalam menciptakan kemiskinan.
"Menangis untuk penderitaan orang lain tidak hanya berarti berbagi dalam penderitaan mereka, tetapi juga dan di atas semua itu harus menyadari bahwa tindakan kita sendiri adalah penyebab ketidakadilan dan ketidaksetaraan," kata dia, dalam pesan tertulis yang dibacakan oleh seorang kardinal Vatikan.
"Sekali kita menyadari ini, kita menjadi lebih manusiawi sepenuhnya, karena tanggung jawab untuk saudara-saudara kita adalah bagian penting dari kemanusiaan kita. Jangan takut untuk membuka pikiran dan hati kepada orang miskin. Dengan cara ini, Anda akan membebaskan belenggu talenta ekonomi dan teknis Anda, dan menemukan kebahagiaan hidup yang penuh, yang tidak diberikan oleh konsumerisme," kata dia.
"Kita tidak boleh membiarkan budaya kemakmuran melenyapkan kita, untuk membuat kita tidak mampu berbelas kasih pada kemarahan kaum miskin, menangisi penderitaan orang lain, dan merasakan kebutuhan untuk membantu mereka, seolah-olah semua ini adalah tanggung jawab orang lain dan bukan kita sendiri," kata dia, dalam pesan yang dibacakan oleh Kardinal Peter Turkson dari Ghana, menteri kehakiman Vatikan.
Dalam pidatonya, Fransiskus juga menyinggung tema pertemuan Davos tahun ini, "Mastering the Forth Industrial Revolutions" dimana teknologi digital, kecerdasan buatan robotika dan peralatan otonom diperkirakan akan meluas di negara maju.
Para pemimpin bisnis dan ekonomi memiliki kewajiban untuk mencegah "transformasi planet kita menjadi taman kosong untuk kenikmatan yang jadi pilihan beberapa orang."
"Karena itu saya mendorong Anda, untuk mengangkat lagi percakapan tentang bagaimana membangun masa depan planet ini, 'rumah kita bersama,' dan saya meminta Anda untuk melakukan upaya bersama untuk menjalankan pembangunan berkelanjutan dan integral," katanya.
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...