Pesawat Bertenaga Surya Mendekati Hawaii
SATUHARAPAN.COM - Pesawat bertenaga surya Solar Impulse 2 yang terbang dari Jepang ke Hawaii, menempuh jarak paling berbahaya dari upaya penerbangan keliling dunia, kini telah melewati titik dua per tiga dari perjalanan. Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di Hawaii kurang dari 40 jam lagi, seperti dilaporkan penyelenggara proyek itu.
Solar Impulse 2 telah menempuh 67 persen dari perjalanannya menuju negara bagian Amerika Serikat yang terletak di wilayah tropis itu, Rabu (1/7) pukul 21.00 GMT (pukul 19.00 WIB), setelah terbang 5.199 kilometer, dan menyisakan jarak 2.536 km lagi, menurut penyelenggara proyek.
Pesawat yang dikemudikan pilot veteran asal Swiss, Andre Borschberg itu, telah terbang hampir 75 jam nonstop. Borschberg, yang sehari-hari dikenal sebagai pengusaha itu, melakukan penerbangannya dengan lebih baik setelah sebelumnya terbang 44 jam, menempuh jarak Tiongkok - Jepang.
"Hanya melakukan beberapa gerakan #yoga dalam #solar airplane setelah 74 jam penerbangan. Itu saja. Seperti hari-hari biasa di kantor," kata penyelenggara proyek sambil mengunggah gambar Borschberg dalam posisi terbalik di kokpit.
Demi mempertahankan kontrol pesawat, Borschberg tidur 20 menit pada suatu periode waktu tertentu. Ia diperlengkapi dengan parasut dan rakit penyelamat, untuk berjaga-jaga dalam penerbangan melintas Samudra Pasifik itu.
Jika semua berjalan dengan baik, penyelenggara proyek memperkirakan sekitar 40 jam lagi pilot lulusan Massachusetts Institute of Technology itu tiba di Hawaii.
Tanpa Setetes Pun Bahan Bakar
Pesawat bertenaga surya eksperimental itu meninggalkan Jepang pada hari Minggu – Senin (29 Juni) dini hari waktu setempat - setelah menghabiskan waktu satu bulan di pusat Kota Nagoya.
Pesawat yang digerakkan baling-baling itu awalnya dijadwalkan terbang langsung dari Kota Nanjing di Tiongkok, ke Hawaii. Tetapi, cuaca buruk menghadang, memaksa Borschberg mengalihkan penerbangan ke Jepang.
Borschberg menjalankan pesawat itu sendiri menempuh jarak Nanjing – Nagoya - Hawaii, mengingat pesawat itu memang dirancang untuk pilot tunggal, dan menghabiskan waktu sepenuhnya dalam ruangan kokpit 3,8 meter kubik tanpa tekanan. Dalam perjalanan keliling dunia, pesawat itu dikemudikan bergantian antara Borschberg dan Bertrand Piccard.
Berpergian di ketinggian lebih dari 9.000 meter, Borschberg berbekal tangki oksigen untuk bernapas. Sepanjang hari ia menghadapi perubahan besar suhu.
Dia hanya dapat beristirahat 20 menit pada suatu waktu tanpa bisa bergerak dari tempat duduk. Namun, tempat duduk itu dilengkapi toilet khusus.
Solar Impulse 2 berangkat dari Abu Dhabi pada awal tahun 2015 dalam upaya terbang mengelilingi dunia tanpa setetes pun bahan bakar.
Pesawat dilengkapi 17.000 sel surya dan baterai lithium yang dapat diisi ulang, yang memungkinkan untuk terbang melewati malam.
Lebar sayap Solar Impulse 2 lebih panjang daripada jet jumbo, tapi beratnya hanya 2,3 ton - hampir sama dengan mobil. (afp.com)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...