Petani Garam Palu Keluhkan Harga Anjlok
PALU, SATUHARAPAN.COM - Harga garam, khususnya untuk kebutuhan pupuk di tingkat petani di Palu, Sulawesi Tengah kurun beberapa waktu terakhir ini anjlok dan banyak merugikan petani di ibu kota provinsi itu.
Ny Fatin, seorang penjual garam di Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur, Selasa (29/10) membenarkan harga garam produksi petani lokal untuk kebutuhan pupuk mengalami penurunan drastis.
Sebelumnya, kata dia, harga garam pupuk bertahan pada level 1.500/kg, kini turun menjadi Rp800/kg.
Hal senada juga dikeluhkan Jafar, seorang petani garam tradisional di wilayah tersebut. Ia juga mengaku harga garam pupuk anjlok dan merugikan para petani. Apalagi, saat ini sedang panen dan harga justru turun tajam.
Keduanya mengatakan turunnya harga garam pupuk dikarenakan stok melimpah dan permintaan tetap.
Garam pupuk yang ada di pasaran Kota Palu, kada keduanya bukan hanya produksi petani lokal saja, tetapi juga didatangkan para pedagang dari luar daerah.
Di Palu selain garam produksi petani setempat, juga ada garam sejenis yang dipasok pedagang dari Sulsel.
Lokasi penggaraman tradisional di Palu terletak di pinggiran Teluk Palu.
Teluk Palu pada 28 September 2018 saat terjadi gempa bumi berkekuatan 7,4 SR mengakibatkan tsunami. Saat tsunami menerjang Teluk Palu, lokasi penggaraman tradisional yang ada di bibir pantai Teluk Palu hancur berantakan dan dipenuhi berbagai puing-puing rumah dan juga sampah.
Untuk memulihkan kembali, para petani terpaksa berusaha keras membersihkan lokasi yang merupakan sumber mata pencaharian sebagian warga yang bermukim di sekitarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, petani sudah kembali mengelola areal penggaraman tradisional tersebut. Namun di tengah-tengah panen berlangsung justru harga garam anjlok.
Para petani hanya berharap, harga garam kembali bisa normal lagi. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...