Petani Menangis Berpisah dengan 6000 Babinya Tuai Simpati
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Banjir besar yang melanda Tiongkok pekan ini memunculkan banyak cerita duka cita. Lebih dari 100 orang meninggal karena banjir di sepanjang Sungai Yangtze di Tiongkok setelah terjadinya hujan lebat. Sebanyak 45 orang dinyatakan hilang. Tidak kurang dari 33 juta orang terdampak bencana.
Dan, jangan lupa, ribuan babi juga terancam hanyut oleh banjir, yang tak kalah membuat cemas dan memunculkan adegan mengharukan.
Foto dua petani yang terekam seakan menyampaikan salam perpisahan kepada 6.000 babi peliharaannya yang dikhawatirkan akan tenggelam oleh banjir, beredar secara luas di dunia maya dan menuai banyak simpati.
Netizen yang melihat gambar itu, heboh dan menyerukan agar hewan-hewan itu diselamatkan. Dalam gambar, tampak hewan-hewan itu sebagian telah terendam air sejak hari Senin (4/7), ketika daerah peternakan di desa Shucheng di provinsi Anhui dilanda hujan lebat.
Laporan awal mengatakan babi-babi tidak dapat dipindahkan karena alasan perlindungan lingkungan dan pencegahan epidemi. Namun akibat foto itu, media lokal melaporkan bahwa tim pemerintah telah mengunjungi peternakan dan bahwa babi telah diselamatkan.
Orang-orang yang ada dalam gambar itu, oleh media lokal dikenali sebagai Li Zuming dan Li Jie dari peternakan Kang Yuan, Mereka dilaporkan telah mengangkati sebdiri banyak babi, dan ingin mengucapkan selamat tinggal sebelum mereka meninggalkan peternakan.
Pada saat itu, mereka pikir babi-babi itu akan meninggalkan mereka untuk selamanya.
Foto-foto itu dibagikan secara luas di situs media sosial seperti Weibo, di mana netizen menyatakan kesedihan atas nasib para babi. Banyak juga yang menyatakan simpati kepada karyawan peternakan babi itu.
"Mereka terlihat sangat marah," tulis salah satu netizen. "Mengapa tidak ada yang mengurus ini?"
Namun, beberapa netizen tak terlalu peduli dan mengatakan bahwa babi yang di foto itu telah disembelih dan menduga bahwa petani yang sedih lebih memilih memotongnya daripada melihat babi-babi itu menderita.
Anhui News melaporkan pada Selasa bahwa Xishang Group, sebuah organisasi yang mengoperasikan bisnis makanan dan pertanian di Anhui, telah berhasil menyelamatkan babi.
BBC melaporkan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, pada hari Selasa (05/07) mengunjungi salah satu lokasi banjir terburuk di Provinsi Anhui. Curah hujan setinggi 10 sampai 50 cm turun di tujuh provinsi, dan badai seluas 1.600 km terjadi di Cina tengah dan selatan. Hujan juga merusak jalur kereta dan menutup jaringan jalan.
Hujan deras diperkirakan akan terus turun sampai hari Rabu di Tiongkok selatan dan barat, menurut harian South China Morning Post.
Editor : Eben E. Siadari
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...