Petikan Musik Harpa Meriahkan SIPA 2016
SOLO, SATUHARAPAN.COM - Suara petikan alat musik harpa yang dimainkan pemusik asal Jakarta Maya Christina Hasan memeriahkan suasana pergelaran pertunjukan Solo International Performing Arts (SIPA) ke-8 2016 di Benteng Vastenburg Solo.
Pergelaran SIPA yang diikuti 300 seniman dari sembilan negara tersebut, dibuka oleh Deputi Hubungan Antar-Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif Indah Sulistyanti, di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (8/9) malam, dan berlangsung meriah.
Maya Christina Hasan yang akrab dipanggil Maya Hasan merasa bangga bisa tampil di SIPA Solo, disaksikan ribuan penonton. Dia membawakan beberapa lagu dengan harpanya, antara lain lagu daerah, dan Cintaku dari Chrisye.
Petikan alat musik harpa Maya Hasan yang berkolaborasi dengan penyanyi Solo, Mutiara Dewi, membawakan lagi ciptaan sendiri, Matahari Terbit, menambah suasana menjadi meriah.
Maya Hasan mengaku mulai tertarik alat musik harpa sejak SMP dan belajar dari Heidy Awuy. Pemain harpa di Indonesia saat itu hanya dua orang yang termasuk master, yakni Heidy Awuy dan Ussy Piters anggota TNT Orchestra.
Maya Hasan yang melanjutkan sekolah di Willamette University, Salem, Amerika Serikat juga mengambil Jurusan Harpa Performance.
"Saya bangga ikut tampil di SIPA, ajang pertunjukan seni internasional ini. Ribuan penonton sangat antusias mengikuti event yang diikuti banyak seniman dunia ini," kata Maya Hasan lagi.
SIPA juga dimeriahkan seniman musik Indonesia asal Yogyakarta, Djaduk Ferianto, bersama kelompok musiknya, Kua Etnika. Djaduk bersama sembilan personel kelompok musik Kua Etnika membawakan lagu-lagu Jawa.
"Saya senang diundang tampil di pertunjukan SIPA di tempat bangunan cagar budaya Benteng Vastenburg ini. Ini tempat yang paling bagus di Indonesia dan dunia digunakan pertunjukan seni seperti SIPA," kata Djaduk.
Djaduk berharap tempat seperti Benteng Vastemburg dapat digunakan untuk publik selamanya, dengan dukungan dari pemerintah.
SIPA juga dimeriahkan grup tari Premjit Manipuri yang sangat populer asal India. Grup ini berasal dari bagian utara-timur India, dan sering tampil pada ajang nasional dan internasional.Grup tari asal India tersebut menampilkan jenis tari tradisional di negaranya, yang menambah meriah suasana panggung SIPA.
SIPA sebelumnya diawali dengan penampilan maskot SIPA, Peni Cadra Rini, dengan melantunkan lagu-lagu Jawa dengan iringan musisi dari Philip Graulty asal Amerika Serikat, Rodrigo Parejo (Spanyol), Blessings Chimanga (Zimbabwe), Neil Chua (Singapura), dan Ruanatworkz (Malaysia).
Para penari Sanggar Semarak Candrakirana yang mendampingi penembang Jawa asal Solo, Peni, turut menyemarakkan sajian pembuka SIPA tahun ini.
Park Na Hoon asal Korea Selatan mempertunjukkan tarian dengan tiga orang penari muda yang mengisahkan tentang kebenaran, kehidupan manusia dari tiga organisme luar biasa di panggung SIPA. Tarian tradisional asal Korea Selatan yang diperagakan tiga penari muda tersebut mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah dari ribuan orang pengunjung SIPA mayoritas anak muda itu. (Ant)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...