PGI: Gereja Berduka dengan Kepergian Bapak BJ Habibie
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meninggal dunia pada hari Rabu (11/9/2019) di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pukul 18.05 WIB.
Gereja-gereja di Indonesia mengungkapkan dukacita mendalam atas berpulangnya Bapak BJ Habibie, demikian disampaikan Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, hari Rabu (11/9) di Jakarta.
“Beliau adalah seorang negarawan sejati, yang telah meletakkan dasar-dasar demokrasi di Indonesia. Walau masa kepresidenannya sangat singkat, namun pada masanya banyak dicabut regulasi yang menghambat proses demokrasi,” kata Pendeta Gomar Gultom dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, hari Rabu (11/9) di Jakarta.
Pendeta Gomar mengenang sosok BJ Habibie sebagai sosok yang mendorong berbagai cara menuju kebebasan pers, pembebasan tahan politik (tapol/napol) orde baru serta dialog awal masalah Papua.
“Beliau satu-satunya pemimpin bangsa Indonesia yang pada tahun 1998 percaya pada laporan “masyarakat anti kekerasan” tentang adanya kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan etnis Tionghoa selama kerusuhan Mei’98,” kata Gomar Gultom.
Pendeta Gomar mengatakan, atas nama pemerintah, sebagai Presiden RI, BJ Habibie kemudian minta maaf dan meneken Keppres pendirian Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, sebagai salah satu bentuk pengakuan negara terhadap peristiwa Kekerasan Seksual, Mei 1998, sekaligus sebagai wujud tanggung-jawab negara mencegah segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan.
“Dan jasanya juga sangat besar dalam kemajuan bidang dirgantara Indonesia, serta kemajuan iptek lainnya,” katanya.
Pendeta Gomar mengatakan, BJ Habibie sebagai seorang negarawan, walau sudah tidak menjabat sebagai presiden, beliau tetap menunjukkan pengabdiannya yang tulus bagi bangsa. Dalam berbagai kontestasi pilkada maupun pilpres, kehadirannya selalu menenteramkan semua pihak. Beliau seorang yang non-partisan sehingga kehadirannya diterima oleh semua pihak.
“Kita sungguh kehilangan beliau. Semoga amal baktinya diterima di sisi Tuhan,” doa Pendeta Gomar Gultom.
Negarawan yang Patut Diteladani
Presiden RI Joko Widodo menyebut sosok Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie seorang negarawan yang patut dijadikan contoh kehidupan berbangsa sehari-hari.
"Beliau adalah seorang negarawan yang patut dijadikan contoh kehidupan sehari-hari," ujar Jokowi di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, Rabu (11/9).
Jokowi mengatakan bapak teknologi di Indonesia bahkan dunia itu selalu memberikan solusi untuk bangsa. Selama menjabat sebagai presiden, Jokowi kerap berkonsultasi ke Habibie tentang berbagai macam persoalan negara.
"Beliau selalu langsung menyampaikan solusinya, jalan keluarnya. Beliau sering datang ke istana," ujar Jokowi.
Jokowi datang ke RSPAD Gatot Soebroto lima menit setelah Habibie meninggal dunia.
Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936 itu wafat akibat masalah pada jantungnya di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 18.05 WIB. Jasadnya dibawa menuju kediamannya di Patra Kuningan.
Sebanyak 44 tim dokter dipimpin oleh tim dokter kepresidenan sudah bekerja merawat Habibie mulai 1 September 2019.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...