PGRI: Guru Jangan Dimanfaatkan Untuk Politik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, mengatakan siapa pun tidak boleh memanfaatkan guru untuk kepentingan politik perseorangan atau golongan tertentu.
"Saat ini kami tengah berjuang agar kedaulatan guru dikembalikan. Tidak boleh lagi guru dijadikan objek apa pun oleh siapa pun," kata Unifah melalui pesan singkat diterima di Jakarta, hari Jumat (3/11).
Unifah mengatakan profesi guru harus dikembalikan posisinya sebagai penggerak perubahan dan penentu masa depan bangsa. Tugas guru adalah membangkitkan jiwa setiap anak didik agar terpacu untuk maju, percaya diri, bercita-cita besar, bangga dan cinta akan bangsa untuk kemajuan diri dan Indonesia.
"PGRI akan terus berjuang untuk memuliakan dan menempatkan guru sesuai dengan kedudukannya. Kawan-kawan guru jangan minder. Guru adalah profesi yang keren. Banggalah sebagai guru," tuturnya.
Menurut Unifah, PGRI akan terus berjuang menegakkan kemuliaan profesi guru. Dia yakin tidak akan ada kesulitan bila para guru kukuh dan bersatu.
"Mari kita jaga PGRI sebagai kekuatan moral intelektual yang mengabdi untuk kepentingan terbaik anggota, anak didik terlebih bangsa kita," serunya kepada para guru.
Memasuki November, Unifah menyebutnya sebagai bulan para guru, dia berharap para guru merayakan dengan berbagai aktivitas yang penuh kegembiraan dan dapat memajukan profesi guru. Menurut dia, guru berhak merasa gembira pada hari jadinya.
"Betapa bahagia melihat wajah-wajah tulus para guru bergembira bersama dengan menganak baju batik seragam PGRI Kusuma Bangsa," katanya.
PGRI akan merayakan hari jadinya yang ke-72 pada 25 November 2017. Hari jadi PGRI biasanya dirayakan sebagai hari guru. (Antara)
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...