PGRI: Kesejahteraan Guru Masih Rendah di Pedalaman Papua
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Ketua PGRI Papua Nomensen Mambraku menyatakan tingkat kesejahteraan guru di pedalaman Papua hingga kini masih rendah termasuk guru honorer.
"Memang benar hingga kini kesejahteraan guru khususnya yang bertugas di pedalaman masih rendah sehingga perlu perhatian pimpinan daerah. Padahal tugas guru sangat lah berat karena harus mencerdaskan anak didiknya," kata Mambraku kepada Antara di Jayapura, Senin (8/4).
Mambraku yang juga menjabat sebagai Dekan FKIP Universitas Cenderawasih mengatakan, dari hasil kunjungan kerjanya ke berbagai daerah terungkap para guru terpaksa harus menyewa atau kost di rumah penduduk dengan biaya pribadi.
Selain itu honor mereka juga tidak seperti yang diungkapkan karena bagi yang honor sebagian besar hanya menerima upah dibawah upah minimum regional (UMR).
“Banyak kabupaten di Papua tidak memberikan upah yang layak bagi guru, apalagi guru honor, sementara tanggung jawab yang diembankan ke pundak mereka sangat besar,” kata Mambraku.
Ketika ditanya tentang mutu guru di Papua, Ketua PGRI Papua mengakui mutunya masih di bawah standar karena banyaknya guru yang belum ikut sertifikasi.
Dari 37.000 guru di Papua baru sekitar 10 persen yang sudah disertifikasi, dan FKIP siap menyelenggarakan sertifikasi karena hal itu sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua guru di Indonesia.
“FKIP Uncen siap bekerja sama dengan pemda untuk melakukan sertifikasi guna meningkatkan mutu pendidik atau guru di Papua,” kata Nomensen Mambraku.
Latih Upacara Bendera
Sementara itu Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan (Pamtas) RI-Papua Nugini (PNG) dari Yonif 725/WRG TNI AD memberikan pelatihan baris-berbaris dan tata cara pelaksanaan upacara bendera kepada pelajar SD YPPK Yuruf, Kampung Amgorto, Distrik Yaafi, Kabupaten Keerom, Papua.
Komandan pos (Danpos) Yuruf Lettu Inf Herman ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Senin (8/4) mengatakan latihan tersebut guna mengisi kegiatan ekstrakurikuler di SD YPPK Yuruf.
"Selain memberikan wawasan kebangsaan dan mensosialisasikan cara hidup sehat seperti yang telah dilaksanakan sebelumnya, kami juga memberikan pelatihan baris-berbaris dan tata cara pelaksanaan upacara penaikan bendera merah putih kepada pelajar SD YPPK Yuruf," katanya.
Menurut dia, di samping mengajarkan tata cara pelaksanaan upacara rutin hari Senin, kegiatan itu juga sangat penting bagi para pelajar untuk berlatih disiplin.
"Kegiatan upacara ini bukan hanya sekedar keharusan setiap hari Senin, kegiatan ini juga mengandung nilai-nilai penting bagi para murid di antaranya yaitu latihan kepemimpinan dalam memimpin kelompoknya," katanya.
Herman juga mengatakan kegiatan tersebut juga untuk menumbuhkan kerja sama antarpelajar, seperti dalam bergantian menjadi petugas upacara.
Dansatgas Yonif 725/WRG Letkol Inf Hendry Ginting S mengatakan kegiatan itu dilaksanakan sebagai upaya dalam membantu pihak sekolah menumbuhkan budi pekerti siswa.
"Dan karakter bangsa kepada para murid, terutama nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinekaan," kata Hendry.
Secara terpisah, Kepala SD YPPK Yuruf Vincen Uropkolin mengaku sangat berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Satgas Yonif 725/WRG.
"Selain para pelajar sangat senang dan antusias mengikuti latihan yang diajarkan oleh Satgas Yonif 725/WRG, mereka juga mendapatkan ilmu tentang baris-berbaris dan tata cara upacara bendera," katanya. (ANTARA)
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...