Piala Eropa 2016: Laga Emosional Xhaka Bersaudara
Jelang Pertandingan Albania vs Swiss
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Untuk pertama kalinya Albania lolos ke putaran final Kejuaraan Eropa 2016. Ini merupakan pencapaian tertinggi timnas Albania pada turnamen mayor sepakbola sekaligus menyingkirkan Denmark yang selalu menjadi langganan di kejuaraan Piala Eropa.
Albania akan menghadapi Swiss dalam fase grup A kejuaraan Piala Eropa 2016 di Stadion Stade Bollaert-Delelis, Lens (Prancis), hari Sabtu 11 Juni 2016 pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.
Dalam kualifikasi Piala Eropa 2016 grup I, Albania bergabung dengan timnas yang secara permainan lebih mapan yakni Portugal, Denmark, serta Serbia. Pada pertandingan pertama kualifikasi Albania membuat kejutan dengan mengalahkan Portugal 1-0 di kandangnya.
Kejutan tersebut berlanjut dengan menahan imbang Denmark dalam laga kandang-tandang. Dalam klasemen akhir dengan menempati posisi runner-up, Albania lolos ke Perancis mendampingi Portugal dan memaksa Denmark menjalani pertandingan play-off . Denmark sendiri tidak lolos setelah disingkirkan Swedia. Kebangkitan Albania tidak terlepas dari tangan dingin pelatih berkebangsaan Italia, Gianni De Biasi.
Selama kualifikasi Piala Eropa 2016, Albania lebih banyak memenangi pertandingan dalam laga tandang. Ini menjadi bukti bahwa Albania sesungguhnya bertipe petarung, meskipun saat di kandang justru tidak bisa memanfaatkan keunggulan dengan "pemain keduabelasnya".
Pertahanan grendel menjadi warna permainan Albania yang disemaikan oleh pelatih De Biasi. Mavraj, Lenjani, serta Hysaj yang bermain di Napoli memudahkan De Biasi untuk mentransformasikan permainan bertahan Albania.
Pada lapangan tengah, De Biasi menempatkan gelandang Taulant Xhaka mirip dengan Pirlo di tim Italia sebagai pemain yang bebas bergerak baik dalam bertahan maupun saat menyerang. Kombinasi gelandang-pemain belakang yang solid telah ditunjukkan saat menahan imbang tim Denmark di kandangnya pada kualifikasi grup I.
Gambaran produktivitas penyerang Albania pun hanya berselisih satu gol dengan Portugal di kualifikasi grup I.
Hingga Piala Eropa 2016 Swiss telah empat kali mengikuti Kejuaraan Eropa. Pencapaian terbesar Swiss di Piala Eropa diraih saat mengalahkan Portugal dengan skor 2-0 pada kejuaraan tahun 2008 saat menjadi tuan rumah.
Swiss lolos ke Perancis sebagai runner-up grup E mendampingi Inggris dibawah asuhan pelatih Vladimir PetkoviÄ. Tujuh kemenangan yang diraih selama kualifikasi grup dengan tanpa hasil seri. Selain Swiss, tercatat dua tim yang tidak pernah mengalami hasil seri selama kualifikasi Piala Eropa 2016 yakni Inggris dan Portugal.
Prediksi pertandingan
Partai ini menjadi pertemuan pertama mereka dalam turnamen resmi. Albania sudah saling bertemu dengan Swiss sebanyak 6 kali pertandingan dengan sekali hasil seri dan 5 laga dimenangkan oleh Swiss. Pertandingan terakhir saat bertemu pada kualifikasi Piala Dunia 2014 dimana Swiss memenangi dengan skor 2-1. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada kualifikasi Piala Eropa 2004.
Di tangan PetkoviÄ, Swiss menjelma menjadi tim yang lebih bertenaga dan haus kemenangan. Mewarisi tim dari pelatih sebelumnya Otmar Hietfelz yang sukses dalam Piala Dunia 2014, PetkoviÄ dengan gaya permainan khas Yugo telah menanamkan filosofi menyerang sebagai bagian dalam pertahanan pada tim Swiss.
Behrami-Xhaka-Frei menjadi modal PetkoviÄ untuk menguasai lapangan tengah. Pola ini masih didukung dengan gelandang serang kreatif Shaqiri.
Mobilitas dan skill Shaqiri bisa diandalkan baik sebagai gelandang serang maupun second striker melapis Derdiyok. Pergerakan Shaqiri akan banyak berkontribusi saat kotak penalti lawan susah ditembus.
Baik Shaqiri maupun Derdiyok keduanya berada dalam kondisi top perform dan usia emas seorang pesepakbola.
Di lapangan tengah Behrami-Xhaka-Frei akan bertarung dengan gelandang muda Albania Lenjani, Xhaka, ataupun Kace dengan dikomandoi gelandang senior yang merumput di Nantes, Cana. Hysaj dan Lenjani akan menutup pergerakan gelandang Swiss dari sisi lebar lapangan, sementara Xhaka dan Cana akan berebut lapangan tengah dengan Behrami-Inler.
Pertarungan dua tim beda gaya ini akan menarik semenjak menit awal. PetkoviÄ akan langsung tancap gas pada tim asuhannya dengan membuat gol sebanyak-banyaknya mengingat dua laga berikutnya harus menghadapi tim yang dianggap lebih kuat: Perancis dan Rumania.
Di lini pertahanan, Lichtsteiner bersama Djourou dan Rodriques dengan pengalaman bergabung dalam kompetisi liga mayor Italia, Inggris, Jerman menjadi pilihan dalam menggalang pertahanan Swiss dalam mendukung skema permainan menyerang.
Di sisi lain, Albania datang ke kejuaran Piala Eropa 2016 dengan semangat tinggi. Mereka tentu tidak mau dianggap sebagai tim yang sekedar numpang lewat pada keikutsertaan pertamanya. Kesabaran menyusun serangan balik menjadi kunci De Biasi. Kesalahan sedikit saja dari pemain Swiss yang keasyikan menyerang akan memudahkan bagi Lenjani mengalirkan bola pada Gashi-Cikaleshi.
Meskipun secara keseluruhan Swiss sedikit lebih unggul dibanding Albania, namun De Biasi melengkapi pasukannya dengan kesabaran. Sedikit saja pasukan PetkoviÄ terlena, Albania akan menorehkan sejarah di kejuaraan Piala Eropa 2016.
Hal yang menarik jika Granit dan Taulant dimainkan, ini akan menjadi pertandingan emosional dimana Xhaka bersaudara saling berhadapan pada timnas yang berbeda. Mengingatkan laga emosional di Piala Dunia 2014 saat dua bersaudara Boateng, Jerome dan Kevin Prince berhadapan dalam dua timnas yang berbeda.
Perkiraan susunan pemain:
Albania (4-4-2) : Etrit Berisha (gk), Hysaj, Aliji, Mavraj, Agolli/Rhamani, Lenjani, Cana, Taulant Xhaka, Kace/Lila, Gashi, Cikaleshi/Sadiku. Pelatih: Gianni De Biasi
Swiss (5-4-1) : Sommer (gk) Djourou, Lichtsteiner, Rodriques, Lang/Schaer, Moubandje, Behrami, Granit Xhaka, Shaqiri, Frei, Derdiyok. Pelatih: Vladimir PetkoviÄ
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...