Pidato Obama tentang Pembukaan Kedubes Disiarkan Langsung TV Kuba
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat dan Kuba sepakat untuk membuka kembali kedutaan masing-masing setelah hubungan diplomatik kedua negara terputus sejak tahun 1961. Pembukaan kedutaan itu direncanakan mulai 20 Juli mendatang.
"Hari ini saya mengumumkan bahwa AS setuju untuk menyelenggarakan kembali hubungan diplomatik dengan Republik Kuba dan membuka kembali kedutaan di masing-masing negara. Ini merupakan langkah maju yang bersejarah dalam upaya kita menormalisasi hubungan dengan rakyat dan pemerintah Kuba," kata Obama, yang berbicara di Rose Garden, Gedung Putih hari Rabu (1/7), sebagaimana dikutip dari situs resmi Gedung Putih.
Menurut CNN, pidato Obama tersebut disiarkan secara langsung oleh televisi Kuba, yang menandai adanya semangat baru di negara itu. Pembawa acara televisi pemerintah juga memabcakan surat dari Presiden Kuba Raul Castro kepada Obama yang isinya antara lain menyatakan bahwa Kuba "sangat terpicu oleh niat timbal balik untuk mengembangkan hubungan dan kerjasama terhormat antara masyarakat dan pemerintah kita."
Dalam pidatonya, Obama menegaskan bahwa mempertahankan permusuhan dengan Kuba yang telah berlangsung sejak 1961, sama artinya dengan mempertahankan kebijakan luar negeri yang tidak berfungsi.
"Ketimbang mendukung demokrasi dan peluang bagi rakyat Kuba, usaha kita untuk mengisolasi Kuba yang sesungguhnya mengandung niat baik, telah memberi dampak sebaliknya --memakukan status quo dan mengisolasi AS dari negara-negara tetangga," kata Obama
"Padahal, bangsa kita hanya terpisah 90 mil dan terdapat hubungan yang mendalam melalui keluarga dan pertemanan diantara rakyat kita."
Oleh karena itu, Obama mengatakan, sejak Desember lalu ia memutuskan mengambil langkah awal untuk menormalisasi hubungan AS dengan Kuba. Ia menyadari masih ada yang tidak setuju dengan langkah itu, namun ia menekankan ini adalah pilihan antara masa depan dan masa lalu.
"Rakyat AS dan Kuba sama-sama bersiap maju. Saya yakin Kongres juga akan melakukan hal yang sama. Saya telah menyerukan kepada Kongres untuk mengambil langkah untuk menabut embaro yang menghalangi rakyat AS bepergian dan berbisnis dengan Kuba."
Kepada anggota Kongres yang masih ingin memutar balik arah jarum jam, Obama berpesan agar bersedia melihat kenyataan bahwa kebijakan itu telah terbukti tidak bekerja selama 50 tahun. Kebijakan itu telah menutup masa depan rakyat Kuba dan membuat kehidupan mereka semakin buruk.
"Maka saya menyerukan kepada Kongres agar dengarlah suara rakyat Kuba. Dengarkanlah kata-kata seorang Amerika keturunan Kuba, Carlos Guiterrez, yang baru-baru ini menentang kebijakan lama AS dan berkata, "Saya berharap agar rakyat Kuba yang berbaris mengantri untuk mendapatkan kebutuhan pokok berjam-jam di kota Havana yang panas, merasakan bahwa kebijakan ini akan membantu mereka."
Menurut CNN, pemulihan hubungan antara kedua negara akan menjadi fase terakhir dalam proses normalisasi. Diperkirakan proses tersebut akan bergerak lambat karena adanya masalah terkait catatan buruk hak asasi manusia di Kuba dan keinginan Havana untuk tetap mengelola perekonomian negara sepenuhnya.
Kuba secara resmi telah dihapus dari daftar negara terorisme oleh AS pada akhir Mei lalu, dan ini adalah salah satu hal penting menuju pemulihan setelah 54 tahun. Namun, embargo ekonomi AS terhadap Kuba masih berlaku dan hanya dapat dicabut oleh Kongres AS.
Pejabat AS mengatakan, anggota Kongres anti-Castro garis keras tak akan memiliki banyak peluang untuk memprotes perbaikan hubungan AS-Kuba.
Sementara itu, BBC mengutip pernyataan pemerintah Kuba yang mengatakan bahwa Jeffrey DeLaurentis, kepala misi AS di Kuba, akan bertemu dengan menteri luar negeri sementara Kuba di Havana untuk memberikan catatan dari Obama kepada Presiden Kuba Raul Castro terkait pengumuman tersebut. DeLaurentis disebut-sebut calon kuat Dubes AS untuk Kuba.
Dikabarkan juga bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan terbang ke Havana pada 20 Juli untuk melakukan upacara bendera dalam rangka membuka kembali kedutaan Amerika disana.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...