Piedmont Setop Vaksin AstraZeneca Pasca Kematian Warga
PIEDMONT, SATUHARAPAN.COM - Wilayah Piedmont di bagian utara Italia, Minggu (14/3), mengatakan akan menghentikan penggunaan vaksin virus corona AstraZeneca setelah seorang guru meninggal dunia tak lama setelah divaksinasi pada Sabtu (13/3).
Kawasan di bagian utara Kota Turin itu sebelumnya telah menangguhkan seluruh vaksin AstraZeneca guna mengidentifikasi dan mengisolasi bagian vaksin yang digunakan untuk guru tersebut, serta mengetahui asal vaksin itu.
Keputusan, yang juga dilakukan di sebagian Eropa, merupakan langkah berjaga-jaga.
Dalam sebuah pernyataan di internet, pemerintah lokal di kawasan itu mengatakan masih menantikan hasil pemeriksaan untuk menverifikasi ada atau tidak hubungan antara kematian guru itu dengan vaksinasi tersebut.
Pernyataan itu tidak merinci apakah bagian vaksin itu telah dilarang atau menjelaskan kematian guru tersebut.
Surat kabar Italia melaporkan vaksin AstraZeneca itu merupakan bagian dari ABV5811.
Sumber yang dekat dengan pemerintah mengonfirmasi bahwa itu merupakan bagian vaksin ABV5811.
Pernyataan pemerintah lokal Piedmont mengatakan kawasan itu juga masih menunggu keputusan badan urusan obat-obatan Italia, Aifa, dan komisi kesehatan kawasan tentang isu tersebut.
“Ini semata-mata merupakan tindakan sangat hati-hati, sambil memverifikasi apakah ada hubungan diantara kedua hal itu. Hingga saat ini tidak ada isu-isu penting dengan pemberian vaksin itu,” ujar Luigi Genesia Icardi, Kepala Layanan Kesehatan Lokal dalam sebuah pernyataan.
Otoritas medis Italia, Aifa, Kamis lalu (11/3) melarang penggunaan dosis vaksin AstraZeneca yang berasal dari bagian ABV2856.
Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan itu diambil setelah kematian dua laki-laki di Sisilia.
Aifa mengatakan larangan itu merupakan langkah berjaga-jaga, dan menambahkan tidak ada hubungan antara vaksin itu dan “kejadian serius berikutnya.”
Pihak berwenang di Denmark, Norwegia, dan Irlandia telah menangguhkan penggunaan vaksi itu karena isu pembekuan darah.
Sementara Austria pekan lalu berhenti menggunakan bagian vaksin AstraZeneca sambil menyelidiki penyebab kematian akibat gangguan koagulasi atau gangguan mengontrol pembekuan darah di dalam tubuh.
Badan Medis Eropa mengatakan tidak ada indikasi bahwa kejadian-kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi.
Pandangan ini juga disetujui Badan Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) pada Jumat lalu (12/3).
Irlandia, Minggu (14/3), juga menangguhkan untuk sementara waktu vaksin AstraZeneca karena “kehati-hatian,” merujuk laporan dari Badan Medis Norwegia tentang kejadian pembekuan darah serius beberapa penerima vaksin itu di sana.
Ketika ditanya tentang larangan penggunaan vaksin AstraZeneca di Piedmont, Italia, Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza, pada Minggu (14/3) pagi mengatakan setelah semua hal diperiksa, vaksin-vaksin di Italia dan Eropa “efektif dan aman.”
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...