Pijat Plus-plus untuk Penyintas Gunung Kelud
KEDIRI, SATUHARAPAN.COM – Seorang warga terlihat memejamkan mata ketika kedua telinganya dipijit-pijit. Dia terlihat menikmatinya. Sementara itu di sampingnya, seorang warga menjulurkan kakinya untuk dipijit. Ini adalah suasana pelayanan pijat refleksi gratis bagi warga desa Puncu, kecamatan Puncu, kabupaten Kediri.
Desa ini merupakan desa terakhir di bawah puncak gunung Kelud.
Ini adalah salah satu pelayanan yang diberikan oleh pos kemanusiaan milik MDS dan LeKaS. Warga yang keletihan karena selama berhari-hari harus membersihkan dan memperbaiki rumah dapat menikmati pemulihan tenaga dengan pijit gratis. Ini bukan pijit biasa.
Ini adalah pijit plus-plus. Plus-plusnya berupa layanan konseling. Para terapis adalah pendeta-pendeta emeritus yang telah mendapat pelatihan pijat refleksi dan konseling untuk pemulihan trauma. Sambil memijat, para relawan terapis ini mengajak penyintas mengobrol ringan, santai dan diselingi canda. Salah seorang warga tampak sumringah usai dipijit. "Sudah lama sekali saya tidak tertawa lepas seperti tadi," katanya , Selasa (11/3).
Pada saat gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari lalul, warga desa Puncu ini harus mengungsi meninggalkan rumah mereka. Letusan gunung Kelud ini melemparkan material padat ke udara. Batu-batu seukuran bola ping-pong menghujani dan menjebol atap-atap rumah di desa Puncu ini.
Saat ini warga sudah pulang dari tempat pengungsian mereka mulai memperbaiki atap rumah mereka kembali. Mereka sudah mendapat bantuan genting dari BUMN dan pemerintah. Akan ternyata masih ada yang kurang dari bantuan tersebut yaitu kerpus. Kerpus adalah genteng yang terpasang pada sambungan sudut-sudut dan puncak atap.
Untuk itulah MDS (Mennonite Disaster Service) dan LeKaS memutuskan untuk membantu warga setempat dengan memberikan bantuan pemasangan kerpus, baik itu materialnya maupun pertukangan. Mereka sudah mendatangkan sekitar 30 relawan dari Solo (sekitar 200 km dari kota Kediri). Mereka memiliki keahlian khusus di pertukangan. Jumlah tersebut masih sangat kurang karena hanya sanggup mengerjakan 50 atap rumah. Padahal ada sekitar 450 rumah yang menunggu perbaikan kerpus ini.
MDS adalah lembaga kemanusiaan dari gereja Mennonite. Di Indonesia, gereja yang beraliran Menonite adalah GITJ dan GKMI. Sedangkan LeKaS (Lembaga Kemanusian Surakarta) merupakan badan pelayanan bentukan GKJ Klasis Solo yang bertugas merespons cepat jika terjadi bencana.
Untuk menyokong pelayanan MDS dan LeKas ini, maka gereja-gereja di Klaten mengumpulkan sumbangan dalam bentuk uang. Sumbangan tersebut berasal dari Forum Kerja Sama Gereja-Gereja Klaten (FKG),
Gereja Kristen Indonesia Klaten (GKI Klaten), Lentera Kasih Sesama (LEKAS) GKJ Klaten, GKJ Klasis Klaten Timur, dan GKJ Ketandan. Sumbangan diserahkan pada tanggal 13 Maret 2014.
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...