PKS: Uji Publik Melihat Elektabilitas Bakal Capres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai uji publik yang digunakan partainya bertujuan untuk melihat elektabilitas bakal calon presiden yang diusung dalam Pemilu Presiden 2014.
"Itu (uji publik) merupakan salah satu instrumen, selain dengan survei karena tidak semua instrumen bisa terpotret dari survei," kata Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho di Jakarta, Minggu (29/12).
Dia menjelaskan uji publik itu sebagai tindak lanjut setelah partainya mendapatkan lima nama dari hasil Pemilihan Umum Raya. Hasil Pemira itu menurut dia akan dibawa ke Majelis Syuro di akhir Januari mendatang, untuk dilakukan uji publik.
"Saat ini LPPK masih mengerjakan urusan lain dan harus diselesaikan pekan ini sehingga cocoknya akhir Januari 2014," ujarnya.
Taufik Ridho menjelaskan uji publik digelar karena hasil Pemira dari internal partainya. Karena itu para kandidat akan diberikan kesempatan turun ke masyarakat agar lebih dikenal dan percaya diri.
"Uji publik sendiri menurut rencana digelar sampai Pemilu Legislatif (Pileg). Karena Pemilu yang digelar 9 April 2014 bagi PKS, bagian dari proses pencapresan sehingga menjadi pertimbangan partainya," katanya.
Namun Taufik tidak menjelaskan secara terperinci teknis uji publik itu namun hanya menerangkan bahwa mekanisme itu diserahkan kepada masing-masing tim sukses kandidat untuk melakukannya.
Dia mengatakan dalam format uji publik akan dibentuk tim untuk mengaturnya dan LPPK akan memantau serta merekam prosesnya.
Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid unggul dalam perolehan suara Pemilihan Umum Raya yang diadakan partai itu pada 29-30 November 2013 dengan 50.567 suara.
"Dari 22 nama yang ada dalam Pemira menghasilkan lima besar. Hidayat Nur Wahid memperoleh 50.0567 suara (18,34 persen), Anis Matta 48.152 suara (17,46 persen)," kata Ketua Lembaga Penyiapan dan Penokohan Kader (LPPK) PKS Taufik Ridho di Kantor PKS, Jakarta, Minggu.
Taufik menjelaskan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memperoleh 46.014 suara (16,69 persen), Tifatul Sembiring dengan 31.714 suara (11,50 persen), dan Nur Mahmudi Ismail dengan 20.249 suara (7,41 persen).
Taufik yang juga Sekretaris Jenderal PKS mengatakan secara statistik peringkat HNW dan Anis Matta saling kejar di 33 Provinsi. Sementara itu menurut dia, Aher unggul di Provinsi Jawa Barat, dan Tifatul serta Nur Mahmudi perolehan suaranya merata di seluruh provinsi.
Dari data statistik, Anis Matta unggul di 18 Provinsi, Hidayat 14 provinsi, dan Ahmad Heryawan satu provinsi. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...