PKUB Gelar Dialog Lintas Agama di Papua
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama menggelar Dialog Lintas Agama dengan tema “Pemeliharaan dan Penguatan Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Papua”.
Dialog Lintas Agama ini menghadirkan seratusan peserta, terdiri atas tokoh lintas agama di provinsi dan kabupaten/kota di Papua. Dialog dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama di Papua ini berlangsung tiga hari, 20-22 September 2019 di jantung Kota Jayapura.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag, Nifasri, menilai pertemuan Dialog Lintas Agama ini sangat penting. Pasalnya melalui dialog, para tokoh agama di Papua mendapat kesempatan duduk bersama dan membahas berbagai permasalahan yang terjadi di tengah-tengah umat serta memberikan solusi dan alternatif dari permasalahan tersebut.
“Mencermati kondisi dan situasi Papua beberapa waktu lalu, kita berharap para tokoh agama dapat berperan lebih aktif dalam merawat, membina dan memelihara kehidupan beragama di Papua,” ujar Nifasri dalam arahannya saat membuka gelaran dialog, Jumat (20/9), seperti dilaporkan Josep Baransano dan dilansir kemenag.go.id.
“Jangan lagi ada kerusuhan yang dapat mengganggu kehidupan beragama di Tanah Papua,” ia menambahkan.
Menurut Nifasri, dampak kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu tidak hanya dirasakan oleh segenap masyarakat Papua dalam kehidupan beragama, “Melainkan juga berdampak secara nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Nifasri menegaskan peran tokoh agama sangat penting dalam menjaga dan memelihara kehidupan beragama, “Namun peran yang besar tersebut sejatinya juga perlu dibarengi dengan pendanaan yang maksimal karena tantangan ke depan sangat berat.”
Kakanwil Kemenag Provinsi Papua, Pdt Amsal Yowei dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Kepala PKUB dan jajarannya yang telah merancang kegiatan dialog lintas agama di provinsi tertimur Indonesia. Ini sebagaimana permintaan dalam pertemuan bersama PKUB beberapa waktu yang lalu, agar pertemuan atau dialog lintas agama dapat juga digelar di Provinsi Papua.
“Kami bersyukur bahwa isu yang berkembang dan sempat meresahkan kedamaian di Tanah Papua tidak bersentuhan dengan isu agama, sehingga hal ini dapat diatasi dengan baik dan Papua bisa kembali aman dan kondusif seperti sedia kala," ujar Amsal Yowei.
Dialog yang dirancang berbentuk diskusi dan tanya jawab serta saran usul dari peserta ini, diharapkan dapat memperkaya wawasan kerukunan serta rumusan dan kesepakatan dari para peserta terkait komitmen terhadap pemeliharaan dan penguatan kerukunan umat beragama, baik di Provinsi Papua, maupun Indonesia pada umumnya.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...