PM Israel Ancam Bunuh Diri Terkait Nuklir Iran
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memperingatkan terhadap enam negara adidaya yang telah mencapai kesepakatan nuklir dengan musuh terbesarnya, Iran. Tapi setelah kesepakatan itu diputuskan pekan lalu, tampaknya dunia belum menghiraukan imbauannya.
Sekarang, Netanyahu mencoba pendekatan baru, dilaporkan mengancam akan "bunuh diri" terhadap suara-suara di Kongres AS tentang apakah mereka akan menerima kesepakatan tersebut.
Menurut surat kabar Haaretz, mengutip dari juru bicaranya, Netanyahu membuat ancaman dalam upaya untuk meningkatkan keamanan Israel, yang ia percaya terancam oleh perjanjian nuklir Iran.
"Kata juru bicara Netanyahu ia berencana untuk 'bunuh diri' mengejar opsi terakhir yang tersisa untuk mengubah kesepakatan - mencegah ratifikasi oleh DPR AS - dengan membujuk anggota kongres Demokrat membelot ke kubu Republik dan memilih melawan presiden mereka," kata wartawan Haaretz Yossi Verter melaporkan awal pekan ini.
"Dia menghindari kehancuran yang ditimbulkan karena fasilitas nuklir yang tersebar di seluruh Iran, ia sekarang ingin menghancurkan apa yang tersisa dari hubungan AS-Israel," tambah Verter.
Netanyahu telah lama menentang kesepakatan dengan Iran, dan Israel telah mengisyaratkan mereka bisa mengambil tindakan militer jika perlu untuk menghentikan Republik Islam memperoleh kemampuan senjata nuklir.
Setelah kesepakatan itu pekan lalu, perdana menteri menyebutnya sebagai "kesalahan bersejarah bagi dunia."
"Di setiap daerah di mana itu seharusnya untuk mencegah Iran mencapai kemampuan senjata nuklir, ada kompromi besar," seperti dikutip pada awal pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders.
Dia telah menyuarakan pendapatnya di depan Kongres AS dan Majelis Umum PBB tetapi akhirnya gagal untuk memblokir kesepakatan.
"Anda tidak bisa mencegah kesepakatan ketika mereka melakukan negosiasi itu dengan sangat baik untuk membuat lebih banyak konsesi kepada mereka yang berteriak 'Matilahi Amerika Serikat’ bahkan saat pembicaraan sedang berlangsung," kata Netanyahu pada Selasa (14/7).
"Iran akan mendapatkan ratusan miliaran dolar yang akan memperkuat bahan bakar mesin teror," kata dia, mengacu pada pencabutan sanksi Barat, yang akan melumpuhkan sektor minyak dan perbankan.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Israel menuduh negara-negara Barat menyerah ke Iran.
"Kesepakatan ini adalah penyerahan bersejarah oleh Barat ke poros kejahatan yang dipimpin Iran," kata Tzipi Hotovely dalam pesan di Twitter, reaksi pertama dari seorang pejabat senior Israel untuk kesepakatan itu. "Israel akan bertindak dengan segala cara untuk mencoba dan menghentikan perjanjian yang diratifikasi."
Teheran dan enam negara telah mengadakan perundingan diplomatik maraton di tingkat menteri selama lebih dari dua minggu untuk menyelesaikan 12 tahun pasang surut perundingan terhadap program nuklir Iran. (alarabiya.net)
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...