PM Israel Kritik Kesepatakan Nuklir dengan Iran
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel mengatakan kesepakatan nuklir yang berhasil dicapai kekuatan dunia dan Iran, hari Selasa (14/7), merupakan “kesalahan bersejarah bagi dunia”.
“Di setiap bidang yang seharusnya bertujuan mencegah Iran menguasai kemampuan senjata nuklir, ada kompromi besar,” kata kantor Netanyahu, mengutip pernyataannya yang disampaikan di awal pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders.
Benjamin Netanyahu sudah lama menentang kesepakatan nuklir dengan Iran, dan Israel mengisyaratkan pihaknya bisa mengambil langkah militer jika diperlukan untuk menghentikan republik Islam tersebut menguasai kemampuan senjata nuklir.
Dia membawa kampanyenya ke Kongres Amerika Serikat dan Majelis Umum PBB, tapi gagal mencegah kesepakatan tersebut.
Uni Eropa memperpanjang pembekuan sanksi terhadap Iran hingga enam bulan ke depan setelah negara-negara adidaya berhasil mencapai kesepakatan atas program nuklir Teheran.
Dengan kesepakatan yang diteken di Wina, Austria pada hari ke-18 perundingan nuklir, sanksi PBB dan Uni Eropa terhadap Iran kemungkinan akan dicabut, meski dapat dijatuhkan kembali jika terjadi pelanggaran.
“Pascakesepakatan yang dicapai pada 14 Juli 2015 di Wina atas isu nuklir Iran, Dewan Eropa memperpanjang pembekuan sanksi Uni Eropa (terhadap Iran) hingga 14 Januari 2016,” menurut pernyataan Dewan Eropa.
“Hal ini akan memungkinkan Uni Eropa untuk melakukan persiapan bagi pengimplementasian Rencana Aksi Komprehensif Bersama,” ujar Dewan Eropa, merujuk kepada teks kesepakatan nuklir antara negara-negara adidaya dengan Iran. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...