PM Lebanon: Gencatan Senjata Dengan Israel Diharapkan Disepekati Segera
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri sementara Lebanon mengatakan bahwa utusan Amerika Serikat, Amos Hochstein, telah memberi isyarat selama pembicaraan telepon hari Rabu (30/10) bahwa gencatan senjata dalam perang Israel-Hizbullah mungkin terjadi sebelum pemilihan umum AS diadakan pada tanggal 5 November.
"Panggilan telepon hari ini dengan Hochstein memberi kesan kepada saya bahwa mungkin kita dapat mencapai gencatan senjata dalam beberapa hari mendatang, sebelum tanggal lima" November, kata Najib Mikati dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi dengan penyiar Lebanon Al-Jadeed.
Hochstein sedang menuju Israel pada hari Rabu (30/10) untuk membahas persyaratan gencatan senjata dengan Hizbullah, kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, kepada wartawan.
Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, pada hari Rabu mengatakan kelompok itu akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel dengan syarat-syarat yang dapat diterima, tetapi menambahkan bahwa kesepakatan yang layak belum diajukan.
"Kami melakukan yang terbaik... untuk melakukan gencatan senjata dalam beberapa jam atau hari mendatang," kata Mikati kepada Al-Jadeed, seraya menambahkan bahwa ia "sangat optimis."
Mikati mengatakan Hizbullah tidak lagi menghubungkan gencatan senjata di Lebanon dengan gencatan senjata di Gaza, tetapi mengkritik kelompok itu atas pembalikannya yang "terlambat".
Sebelumnya, Hizbullah telah berulang kali menyatakan akan menghentikan serangannya terhadap Israel hanya jika gencatan senjata dicapai di Gaza.
Namun, Qassem pada hari Rabu mengatakan kelompok itu akan menerima gencatan senjata dengan syarat-syarat yang dianggap "tepat dan sesuai," tanpa menyebutkan wilayah Palestina.
Mikati mengatakan gencatan senjata akan dikaitkan dengan penerapan resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Resolusi Dewan Keamanan 1701 menyatakan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di Lebanon selatan, sembari menuntut penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon.
“Tentara Lebanon siap memperkuat kehadirannya di Lebanon selatan” dan memastikan bahwa satu-satunya senjata dan infrastruktur militer di wilayah tersebut adalah yang dikuasai oleh negara, kata Mikati.
Ia juga mengatakan akan terus berusaha melindungi satu-satunya bandara Lebanon dari serangan Israel.
“Saya dapat menjamin bahwa kami tidak akan memberi siapa pun alasan untuk merusak keamanan atau lalu lintas udara kami,” kata Mikati.
Pengiriman bantuan dari Iran, Irak, dan Aljazair dapat “dilakukan melalui laut,” katanya, agar Israel tidak punya dalih untuk melancarkan serangan.
Mikati juga mengatakan terlalu berbahaya untuk mencoba membuka kembali perbatasan darat utama Lebanon dengan Suriah, yang telah ditutup akibat serangan Israel bulan ini.
“Kami mengirim buldoser untuk mengisi kawah di persimpangan dan kawah itu dibom,” kata Mikati. “Kami tidak akan membahayakan siapa pun sebelum kami memiliki jaminan penuh.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
BKSDA Maluku Amankan Kakaktua Koki di Kapal
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku mengamankan satwa...