PM Solomon Islands Pendukung Papua Merdeka Digulingkan
HONIARA, SATUHARAPAN.COM - Solomon Islands diharapkan akan memiliki perdana menteri yang baru pada hari Rabu mendatang (15/11) menyusul mosi tak percaya yang menjatuhkan Manasseh Sogavare pada hari Senin (06/11) lalu.
Pelaksana Gubernur Jenderal Solomon ISlands, Ajilon Nasiu, telah menyampaikan pengumuman kepada parlemen negara itu untuk menyelenggarakan pemilihan PM pekan depan. Ia mengatakan nominasi PM yang baru sudah harus masuk pada pukul 16:00 hari Jumat (09/11).
Mosi tak percaya yang berujung pada pemungutan suara di parlemen pada hari Senin lalu merupakan puncak dari serangkaian pembelotan dalam pemerintahan koalisi Sogavare akhir bulan lalu.
Pemungutan suara tersebut didahului oleh perdebatan sengit lebih dari enam jam. Kubu Sogavare kalah dengan perbandingan suara 23:27 dari 50 kursi parlemen. Sebanyak 17 anggota parlemen yang tergabung dalam koalisi Demokrasi untuk Perubahan yang merupakan kubu Sogavare, membelot ke kubu oposisi, yang menyebabkan kekalahannya.
Pendukung gerakan mosi tak percaya mengatakan bahwa anggota parlemen telah kehilangan kepercayaan kepada Sogavare karena dia tidak mendengarkan mereka lagi, sementara pembangunan tertunda di seluruh negeri.
Para pendukung Sogavare mendesak anggota parlemen untuk membiarkan Sogavare menyelesaikan sepuluh bulan terakhir masa jabatan empat tahunnya.
Namun anggota parlemen Honiara Timur, Douglas Ete, mengatakan bahwa waktu telah habis untuk Sogavare dalam masa ketiga kalinya dia sebagai perdana menteri.
"Sepuluh bulan terlalu lama, itu waktu yang cukup untuk menghancurkan bangsa ini," kata dia.
Sebelum sampai pada hari pemilihan, Sogavare akan menjabat sebagai pelaksana tugas PM.
Dalam perkembangan terbaru, kemungkinan Sogavare akan menjadi deputi perdana menteri setelah tujuh dari anggota parlemen bergabung ke kubunya. Namun, hal ini belum dapat dipastikan.
Jatuh Karena Membela Papua
Selain karena alasan dalam negeri, mosi tak percaya terhadap Sogavare juga dipicu oleh dukungannya terhadap Papua. Anggota Parlemen untuk Honiara Tengah, Moffat Fugui, ketika mengemukakan alasannya melakukan mosi tidak percaya mengatakan Sogavare seharusnya menarik dukungannya terhadap terhadap aspirasi merdeka Papua.
Fugui mengatakan Solomon Islands seharusnya tidak menyia-nyiakan waktunya untuk masalah Papua mengingat fakta bahwa Papua Nugini yang merupakan tetangga terdekat rumpun Melanesia bahkan tidak membela nasib rakyat Papua.
Namun, dalam sanggahannya, Sogavare mengatakan bahwa posisi pemerintahannya mengenai isu Papua harus konsisten dengan posisi Solomon Islands mengenai isu referendum kemerdekaan untuk Kaledonia Baru, agenda dekolonisasi French Polynesia dan dukungan terhadap Taiwan mendapatkan keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dia mengatakan Solomon Islands mendukung referendum kemerdekaan untuk Kaledonia Baru dan dekolonisasi French Polynesia serta untuk upaya Taiwan menjadi anggota PBB.
Sogavare yang merupakan anggota parlemen dari East Choiseul mengatakan bahwa posisi pemerintahannya mengenai isu Papua memperhitungkan fakta bahwa sekitar setengah juta orang Papua terbunuh karena memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Dia mengatakan bahwa Solomon Islands perlu merancang strategi atas isu Papua Barat, dan menambahkan bahwa walaupun seluruh dunia menarik dukungan, Solomon Islands harus tetap berdiri bersama saudara-saudari mereka di Papua.(radionnz.co.nz/solomonstar.com)
Editor : Eben E. Siadari
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...