PM Turki: Hubungan dengan Israel Sulit Pulih Akibat Gaza
ANKARA, SATUHARAPAN.COM –Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan Kamis (10/7) mengatakan hubungan-hubungan dengan Israel tidak akan kembali normal kecuali jika negara Yahudi itu menghentikan serangan mematikan di Jalur Gaza.
"Pertama-tama Anda hendaknya menghentikan penindasan ini. Jika tidak, tidak mungkin untuk mewujudkan normalisasi antara Turki dan Israel," kata Erdogan di kota tengah Anatolia, Yozgat, setelah makan malam berbuka puasa Ramadan.
Hubungan-hubungan antara sekutu regional Israel dan Turki itu terpukul terendah sepanjang waktu ketika 10 aktivis Turki tewas dalam serangan maritim 2010 oleh komando Israel di kapal Gaza Mavi Marmara di perairan internasional.
Serangan Israel memicu respon tajam Ankara, yang mengusir Duta Besar Israel, menuntut permintaan maaf resmi, kompensasi untuk korban, dan mengakhiri blokade di Gaza - yang diperintah oleh Hamas, satu kelompok gerilyawan Palestina.
Israel dan Turki telah terkunci dalam pembicaraan selama lebih dari satu tahun mengenai kompensasi, setelah negara Yahudi itu menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Ankara dalam terobosan yang ditengahi oleh Presiden AS Barack Obama.
Erdogan, pendukung setia Palestina, mengatakan Kamis bahwa dua syarat pertama Turki - maaf dan kompensasi - tampaknya telah terpenuhi.
Namun dia mengatakan, serangan-serangan mematikan di Gaza menunjukkan bahwa Israel tidak berniat sesuai dengan syarat ketiga Ankara: untuk mengakhiri blokade di daerah kantong Palestina.
"Lalu bagaimana kita bisa menormalkan (hubungan) dengan Anda?" kata perdana menteri, yang merupakan calon favorit bagi pemilihan presiden Agustus.
Erdogan juga mengecam "penggunaan yang tidak proporsional kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina yang tidak bersalah, dan menyerukan kepada dunia serta PBB untuk menghentikan penyerangan itu.
Dia berbicara di telepon dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Kepala Hamas Khaled Meshaal tentang tindakan Israel di Gaza, serta mengenai kesatuan intra-Palestina, kata seorang pejabat dari kantornya kepada AFP.
Perjuangan kemerdekaan Palestina bukan hanya perjuangan kelompok agama tertentu. Pada wawancara satuharapan.com dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, tahun lalu, ia menjelaskan duduk persoalan dengan gambalang. Berikut liputannya:
Dubes Palestina: Israel Melanggar Solusi Dua Negara
Dubes Palestina: Kekristenan Lahir di Palestina
Dubes Palestina Ucapkan Selamat HUT RI, Indonesia adalah Role Model Bagi Palestina
Dubes Palestina untuk Indonesia Optimis Perundingan Damai Menguntungkan Bangsanya
UNRWA Imbau Indonesia Tingkatkan Bantuan untuk Palestina
Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...