PM Turki Tepis Peringatan Eropa Soal Kebebasan Pers
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pada Selasa (1/11) menepis peringatan “batas maksimal” kebebasan pers dari presiden Parlemen Eropa menyusul penahanan sejumlah jurnalis dari harian oposisi Cumhuriyet.
Sedikitnya 12 jurnalis dan eksekutif dari surat kabar sekuler sayap kiri itu ditahan pada hari Senin, sebagian di antaranya ditahan saat penggeledahan di rumah mereka.
Amerika Serikat dan Uni Eropa menyuarakan keprihatinan terhadap langkah di Turki tersebut.
Merespons penahanan itu, Presiden Martin Schulz mengatakan di Twitter: “Penahanan Murat Sabuncu dan jurnalis Cumhuriyet lainnya merupakan pelanggaran batas maksimal terhadap kebebasan berekspresi di Turki.”
Schulz mengatakan “pembersihan besar-besaran yang masih berlangsung” tersebut sepertinya “didorong oleh pertimbangan politik, bukan karena alasan hukum dan keamanan.”
Yildirim mengeluarkan bantahan bernada menantang: “Seseorang dari Parlemen Eropa mengatakan: ‘Mengenai penahanan surat kabar ini, ini adalah batas maksimal kami.’ Bung, lupakan batas Anda, kami tidak peduli dengan batas maksimal Anda. Rakyat yang akan memilih batasnya, rakyat!”
“Di atas batas Anda, kami akan membuat batas sendiri. Jangan ikut campur!” ujar Yildirim di hadapan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dalam pidatonya di parlemen, hari Selasa (1/11).
Pemimpin redaksi Murat Sabuncu dan kolumnis Kadri Gursel termasuk dalam sederet jurnalis yang ditahan. (AFP)
Jurnalis yang ditahan itu dicurigai berusaha memicu kudeta melalui "pesan bawah sadar" di kolom mereka, kata kantor berita negara Anadolu. Para tersangka didakwa dengan "melakukan kejahatan atas nama Fethullah Terrorist Organization (Feto) dan Partiya Karkerên Kurdistan/PKK."
Israel Terbitkan Daftar 95 Tahanan Palestina Yang Memenuhi S...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar 95 tahanan Palestina, seb...