PM Ukraina Ajukan Surat Pengunduran Diri
Keputusan PM Ukraina, Oleksiy Honcharuk, terkait rekaman audio yang meremehkan kepasitas presiden Volodymyr Zelenskiy.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Ukraina, Oleksiy Honcharuk, telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Volodymyr Zelenskiy, kata kantor kepresidenan, hari Jumat (17/1) di tengah kontroversi yang sedang berlangsung mengenai rekaman audio Honcharuk yang bocor.
"Saya sampai pada posisi memenuhi program Presiden. Bagi saya itu adalah model keterbukaan dan kesopanan," kata Honcharuk di halaman Facebook, dikutip Reuters.
"Namun, untuk menghilangkan keraguan tentang rasa hormat dan kepercayaan kita kepada Presiden, saya menulis surat pengunduran diri dan menyerahkannya kepada Presiden dengan hak untuk menyerahkannya ke Parlemen," tambahnya.
Honcharuk mengatakan orang tidak boleh "langsung mengambil kesimpulan" setelah mengajukan surat pengunduran diri. Tidak jelas apakah Honcharuk benar-benar berniat untuk mundur. Ditanya apakah dia siap untuk meninggalkan jabatannya, dia mengatakan kepada Reuters: "Jangan langsung menyimpulkan."
Dia menolak mengatakan apakah dia menggunakan ancaman pengunduran diri sebagai cara menguji kepercayaan Zelenskiy terhadapnya.
Honcharuk ditunjuk oleh parlemen pada Agustus lalu setelah partai Zelenskiy memenangkan mayoritas. Dia telah menetapkan agenda reformasi yang ambisius sejak menjabat dan mendapatkan persetujuan sementara dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk program pinjaman tiga tahun yang dipandang sebagai kunci untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi.
Awal pekan ini sebuah rekaman audio muncul di mana Honcharuk berkomentar yang isinya meremehkan pemahaman Zelenskiy tentang ekonomi. Honcharuk mengatakan bahwa rekaman itu adalah kompilasi "fragmen-fragmen pertemuan pemerintah yang direkam."
Dia menyalahkan "kelompok-kelompok berpengaruh" yang tidak dikenal karena membuatnya tampak seperti dia tidak menghormati presiden. "Itu tidak benar," kata Perdana Menteri bersikeras.
Pada hari Kamis (16/1), anggota parlemen dari partai posisi, Platform-For Life, menuntut pengunduran diri Honcharuk, dengan mengatakan ia dan kabinetnya mendiskreditkan presiden Ukraina dan memperburuk krisis ekonomi di negara itu.
Anggota Partai berkuasa, Partai Rakyat, mengatakan tidak ada alasan bagi Honcharuk untuk mundur. Parlemen Ukraina harus memilih apakah akan menerima pengunduran diri perdana menteri atau tidak.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...