PMI Bantu Korban Longsor Banjarnegara
BANJARNEGARA, SATUHARAPAN.COM - Palang Merah Indonesia (PMI) menurunkan relawan untuk membantu korban bencana alam tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kepala Humas PMI Jawa Tengah, Muhammad Nashir, menjelaskan PMI telah membuka posko di lokasi dan telah menerjunkan 15 relawan untuk membantu proses evakuasi dan pendataan kerusakan maupun korban di lokasi.
“Para relawan PMI dari Banjarnegara, Banyumas, Wonosobo, Pekalongan sudah turun ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi dan pendataan korban. Kami juga menyiapkan kain kafan dan kantong jenazah,” kata Nashir, Senin (15/12).
Data PMI per Sabtu (13/12) pagi menyebutkan terdapat 380 pengungsi di Masjid At-Taqwa, 106 warga mengungsi di Balai Desa Sijeruk, dan 78 orang di sejumlah rumah warga. Pengungsi membutuhkan bantuan logistik. PMI juga akan membuka dapur umum, rencananya untuk memberikan makan pagi atau sarapan sebanyak 500 paket.
“PMI Provinsi Jawa Tengah juga akan mengirimkan dukungan 100 buah kantong jenazah dan 50 buah terpal,” kata Nashir.
PMI Jateng telah memobilisasi lebih dari 200 relawan yang memiliki keterampilan seperti evakuasi, assessment (penilaian keadaan, pendataan, Red), logistik, air bersih dan sanitasi, dan juga operator kendaraan amfibi. “PMI mendapat tugas dari pemerintah untuk menjadi koordinator assessment pengungsian, distribusi logistik, dan dapur umum,” kata Sasongko Tedjo, Ketua PMI Jateng.
Saat ini dapur umum berada di SDN 1 Ambal, Desa Sampang, Karang Kobar, yang menyiapkan sekitar 2.500 bungkus nasi dan lauknya untuk setiap waktu makan. “Dapur umum yang dikelola PMI ini mendistribusikan makanan untuk pengungsi dan para relawan yang bertugas di lapangan,” katanya.
Untuk membantu evakuasi, dua Hagglund yang dimiliki PMI juga dikerahkan. “Hagglund adalah kendaraan jenis amfibi yang biasa digunakan kalangan militer. Dengan roda rantai seperti kendaraan tank, Hagglund bisa menembus medan-medan superberat seperti rawa, lumpur, perbukitan, dan salju,” kata Sasongko.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Jateng, Thobari HR menambahkan, PMI juga sudah mengantisipasi rusaknya sumber-sumber pasokan air bersih seperti sumur dan pipa air. “Karena itu, PMI juga menyediakan dua truk tangki air untuk menyuplai air bersih bagi korban longsor,” katanya.
Sebanyak 200 terpal, 200 selimut, dan 50 hygiene kit juga telah dikirimkan untuk diberikan kepada warga yang mengungsi. Lima unit ambulans PMI juga terus disiagakan di lokasi bencana.
Restoring Family Link (pemulihan hubungan keluarga) juga disiapkan PMI untuk masyarakat luas agar bisa melakukan komunikasi maupun pencarian anggota keluarganya yang belum ditemukan. “Petugas PMI membantu pemulasaraan jenazah korban longsor,” katanya.
Tanggap Darurat hingga 21 Desember 2014
Sementara itu, Bupati Banjarnegara menegaskan masa tanggap darurat bencana longsor di Kabupaten Banjarnegara ditetapkan sejak 8-21 Desember 2014. Artinya sebelum kejadian longsor di Desa Jemblung pun, Pemda Banjarnegara sudah dalam masa darurat karena ada kejadian longsor di Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pejawaran, dan Kecamatan Sigaluh. Dengan adanya longsor yang lebih besar di Desa Jemblung, konsentrasi penanganan darurat dialihkan ke Jemblung.
Hingga Selasa (16/12) pukul 07.15 WIB, korban meninggal dunia tercatat 56 orang, 38 laki-laki dan 18 perempuan. Dari kelompok usia, 10 adalah anak-anak dan 46 orang dewasa. Enam jenazah belum dapat diidentifikasi. Tercatat 52 orang masih belum ditemukan hingga saat ini.
Dari 17 jenazah korban yang ditemukan pada Senin (15/12), empat jenazah ditemukan di dekat jalan raya Banjarnegara-Pekalongan yang tertimbun longsor, sedangkan yang lainnya ditemukan di sektor II atau di bagian bawah tempat 35 rumah yang tertimbun longsor.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan Dandim Banjanegara untuk mendata kembali warga di luar Dusun Jemblung yang hilang, untuk memastikan adanya korban yang berasal dari luar Dusun Jemblung. Sebab berdasarkan informasi warga, saat bersamaan longsor ada kendaraan yang sedang melintas. Pendataan masih dilakukan.
Jumlah pengungsi hingga saat ini 1.145 jiwa tersebar di 10 titik. Kementerian Sosial bersama BPBD dan relawan telah mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan dasar pengungsi. Kementerian PU-Pera mengerahkan 15 alat berat untuk membuka jalan yang tertimbun longsor. Sekitar 300 meter jalan tertimbun longsor hingga ketebalan 2-3 meter. Tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, LSM, dunia usaha, relawan, dan masyarakat hingga saat ini bahu-membahu melakukan penanganan darurat. (pmi.or.id/bnpb.go.id)
Editor : Sotyati
Nigeria: 86 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Tangki Bahan Bak...
NIGERIA, SATUHARAPAN.COM-Jumlah korban tewas akibat ledakan truk tangki bensin di Nigeria yang menew...