Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 16:20 WIB | Selasa, 07 Juni 2016

PMP Jakpro Fokus Pembangunan LRT

Ilustrasi. Tiang-tiang pancang untuk pondasi LRT di Jalan Taman Mini 1, Jakarta Timur, hari Rabu (9/9/2015). (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan fokus untuk pembangunan Light Rail Transit (LRT). PMP yang dimaksud yakni, PMP yang diberikan selama dua tahun terakhir sejak tahun 2015.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati mengatakan, kebijakan tersebut diambil untuk mendukung pembangunan LRT. Sebab targetnya, LRT harus bisa dioperasikan sebelum pelaksanaan Asian Games 2018.

"Mekanisme pemanfaatan PMP itu bisa dialokasikan untuk LRT seluruhnya. Agar ini bisa segera groundbreaking dan bisa segera terwujud. Makanya kami akan minta revisi terhadap peruntukan PMP yang sudah ada, alokasinya untuk LRT," kata Tuty, di Balai Kota DKI Jakarta, hari Selasa (7/6).

Menurut Tuty, alokasi PMP yang sudah disusun oleh PT Jakpro harus disusun ulang. Total PMP yang diberikan selama dua tahun terakhir yakni mencapai Rp 4,4 triliun.

"Itu dari PMP dari APBD Perubahan 2015 dan APBD 2016 ini," ujarnya.

Tuty menambahkan total anggaran untuk pembangunan LRT fase 1 yakni mencapai Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun. Untuk mengatasi kekurangan anggaran, PT Jakpro harus mencari dana tambahan dengan melakukan kerja sama pihak ketiga.

Dia mengatakan untuk tahap awal akan dibangun fase 1 yakni Kelapa Gading-Velodrome, yang akan mulai dibangun pada 22 Juni mendatang.

Kejar Target Pembangunan Dua Tahun

Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan akan bekerja sama dengan Korea Rail Network Authority (KRNA). Intansi tersebut memiliki pengalaman untuk membangun infrastruktur kereta dalam waktu yang cepat.

Kerja sama tersebut dilakukan karena dia mengejar target pembangunan LRT dua tahun untuk mengejar pelaksanaan Asian Games 2018. Biasanya, pembangunan LRT memerlukan waktu kurang lebih lima tahun.

"Untuk LRT paling masalahnya biasanya dikerjakan dalam jangka waktu lima tahun. Perlu digaris bawahi, kami cuma dua tahun. Maka kami cari yang mengerti dan yang sudah punya (LRT). Kami pilih Korea karena mereka bikin LRT buat World Cup bangun dengan waktu cepat, komitmen dan pengalaman ini yang bikin kami bersedia, realisasinya seperti apa," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Selasa (7/6).

Satya menuturkan pihak KRNA telah beberapa kali datang ke Jakarta untuk menjajaki hambatan yang ada. Salah satunya adalah dengan melakukan soil test atau pengecekan kondisi tanah sehingga pembangunan bisa langsung dimulai. KRNA juga optimis dapat menyelesaikan target pembangunan dua tahun. (beritajakarta.com)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home