Pneumonia China: 140 Kasus Baru, Penderita Ketiga Meninggal
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Otoritas kesehatan China melaporkan kematian orang ketiga akibat virus corona misterius yang mirip pneumonia atau SARS (severe acute respiratory syndrome), hari Senin (20/1).
Dilaporkan juga bahwa sekitar 140 kasus baru penyakit ini telah menyebar ke bagian lain negara itu, termasuk Beijing. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terkait jutaan orang yang mungkin mengadakan perjalanan untuk merayakan tahun baru Imlek.
Di Wuhan, kota pusat tempat virus korona pertama kali ditemukan, dilaporkan ada 136 kasus baru ditemukan selama akhir pecan ini, menurut laporan AFP. Sementara itu otoritas kesehatan melaporkan dua kasus di ibu kota Beijing untuk pertama kalinya dan satu di temukan provinsi Guangdong, di selatan.
Selidiki Kaitannya Dengan SARS
China sedang menyelidiki wabah pneumonia atipikal ini yang diduga terkait dengan SARS, penyakit yang disebabkan virus mirip flu yang menewaskan ratusan orang satu dekade lalu.
Sebuah tim ahli dari Komisi Kesehatan Nasional telah dikirim ke Wuhan, di provinsi Hubei, China tengah, dan "saat ini sedang melakukan pekerjaan inspeksi dan verifikasi yang relevan," lapor stasiun televisi CCTV.
Sebuah pemberitahuan darurat yang dikeluarkan oleh komite kesehatan kota Wuhan mengatakan rumah sakit di kota itu telah merawat "serangkaian pasien dengan pneumonia yang tidak dapat dijelaskan," tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dalam kasus SARS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik China karena melaporkan jumlah kasus SARS setelah terjadi wabah pada tahun 2003.
SARS menewaskan 349 orang di daratan China dan 299 lainnya di Hong Kong. Virus itu, yang menginfeksi lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia, diperkirakan berasal dari Provinsi Guangdong di China selatan, menurut WHO.
China memecat menteri kesehatannya saat itu, Zhang Wenkang, karena penanganan krisis yang buruk pada tahun 2003, beberapa bulan setelah kasus pertama dilaporkan. WHO mengumumkan bahwa China telah bebas dari virus SARS yang mematikan itu pada Mei 2004.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...