Polda Sulut Kirim Personel Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
MANADO, SATUHARAPAN.COM-Polda Sulawesi Utara mengirimkan personel Polri dan logistik untuk membantu penanganan dan evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang terjadi pada Selasa (16/4/2024) malam.
“Personel sudah diberangkatkan melalui Dermaga Polairud Polda Sulut dengan menggunakan empat unit kapal KP Safe Boat milik Ditpolairud Polda Sulut,” kata Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi, hari Kamis (18/4).
Personel yang diberangkatkan terdiri dari 17 personel Ditpolairud dan 10 personel medis Biddokkes Polda Sulut. Sedangkan personel Brimob sebanyak 30 orang diberangkatkan dengan menggunakan Kapal KRI Kakap 811 melalui Dermaga Satrol AL Samuel Languyu, Bitung.
Polda Sulut juga mengirimkan bantuan sembako, antara lain satu ton beras, 30 dus mie instan, 50 baki telur dan 48 dus ikan kaleng.
Gunung berapi Ruang di8 Kabupaten Sintaro, Sulawesi Utara meletus dan melontarkan semburan abu ke langit pada hari Jumat (19/4), setelah beberapa letusan awal pekan ini memaksa ribuan orang mengungsi ketika batuan cair menghujani desa mereka.
Gunung Ruang di wilayah terluar Sulawesi Utara mulai meletus pada Selasa (17/4) malam, menimbulkan campuran lava oranye menyala yang spektakuler, kolom abu yang menjulang tinggi, dan petir vulkanik.
Gunung Ruang kemudian tenang, namun mulai kembali mengeluarkan abu beberapa jam kemudian setelah pihak berwenang mempertahankan tingkat kewaspadaan tertinggi dan meminta warga untuk menjauh dari zona eksklusi enam kilometer (empat mil).
“Saya kaget sekali, gunung itu kembali meletus. Kami takut,” kata Riko, 30 tahun, warga pulau tetangga Tagulandang. Badan vulkanologi (PVMBG) mengatakan letusan tersebut menimbulkan kepulan asap 400 meter (1.312 kaki) di atas puncak.
“Terjadi letusan Gunung Ruang, Sulawesi Utara” pada pukul 17:06 waktu setempat, katanya dalam sebuah pernyataan. “Kolom abu teramati berwarna abu-abu… condong ke arah selatan.”
Ratusan penduduk setempat di pulau tetangga Tagulandang sebelumnya terlihat membersihkan material vulkanik dari pelabuhan dan halaman rumah mereka pada Jumat (19/4) pagi dengan bantuan tentara dan polisi. Beberapa orang menggambarkan kepanikan mereka dan bergegas menyelamatkan diri ketika letusan terjadi beberapa hari yang lalu.
“Saya mengungsi. Ada sebuah rumah. Saya tinggal di sana. Lalu hujan turun dan bebatuan berjatuhan. Saya berdoa: ‘Tuhan kasihanilah, tolong bantu saya Tuhan’,” Ninice Hoata, seorang guru berusia 59 tahun, mengatakan kepada AFP di Tagulandang.
Warga lainnya memohon bantuan lebih lanjut dan menyatakan kekhawatirannya akan terjadi letusan lagi sebelum terjadi. “Kami sangat membutuhkan bantuan terpal secepatnya, untuk menutup sementara atap yang bocor,” kata Herman Sahoa, 64 tahun. “Kami khawatir akan terjadi susulan (erupsi) karena ada informasinya.”
PVMBG sebelumnya telah memperingatkan dalam pernyataannya bahwa aktivitas vulkanik di Ruang “masih tinggi” dengan potensi bahaya termasuk batu yang beterbangan, awan panas, dan aliran lahar. Ia menyarankan semua warga untuk memakai masker untuk mencegah masalah pernapasan.
Ribuan orang dievakuasi
Rumah-rumah di tempat lain terlihat kosong dan listrik padam di beberapa bagian pulau sebelum letusan hari Jumat.
Para pejabat mengatakan pada hari Kamis (18/4) bahwa komunikasi terputus di beberapa bagian Ruang dan Tagulandang, yang merupakan rumah bagi sekitar 20.000 orang.
Sahid Samihing, warga Tagulandang berusia 53 tahun, mengaku khawatir barang-barangnya akan hancur setelah batuan vulkanik menghujani atap rumahnya.
“Kalau tidak ditutup, rumah akan hancur,” kata ayah tiga anak ini. “Itu sangat menakutkan. Tidak ada seorang pun yang tidak takut. Semua orang ketakutan. Saya mengalami langsung peristiwa ini.”
Lebih dari 6.000 penduduk Tagulandang telah dievakuasi ke sisi lain pulau yang menghadap jauh dari kawah, kata Joikson Sagunde, pejabat badan penanggulangan bencana kepulauan Sitaro, kepada AFP.
Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau cedera namun pihak berwenang mengatakan sehari sebelumnya mereka berharap bisa mengevakuasi 11.000 orang dari zona eksklusi.
Beberapa dari mereka yang terkena dampak berlindung di tempat penampungan sementara di gereja dan gedung sekolah.
Penutupan bandara internasional terdekat di kota Manado, lebih dari 100 kilometer (62 mil) dari kawah, juga diperpanjang hingga Jumat (19/4) malam, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam sebuah pernyataan.
Tingkat kewaspadaan ini menegakkan zona pengecualian di sekitar kawah, serta peringatan tentang letusan lebih lanjut dan bagian gunung berapi yang runtuh ke laut yang dapat menyebabkan tsunami.
Letusan besar Gunung Ruang terakhir terjadi pada tahun 2002, ketika warga juga harus dievakuasi.(dengan AFP)
Editor : Sabar Subekti
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...