Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 09:43 WIB | Selasa, 21 Januari 2014

Polisi Bersenjata Jaga Rumah Terduga Teroris di Surabaya

Personel Densus 88. (Foto: Antara)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Aparat kepolisian dari Polda Jawa Timur dengan bersenjata lengkap masih berjaga-jaga di sekitar rumah terduga teroris, Selasa (21/1) pagi, usai penangkapan dan penggeledahan Tim Densus 88 Antiteror di kawasan Jalan Tanah Merah Sayur I Surabaya.

Pantauan di lokasi, rumah tersebut juga masih diberi garis polisi oleh aparat. Ratusan warga setempat memadati rumah yang ditempati terduga teroris Abdul Majid.

Polisi sesekali meminta warga untuk tidak mendekat dan melihatnya dari jarak agak jauh.

Selain dari Polda Jatim, aparat dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Polsek Kenjeran terlihat berjaga-jaga mulai dari rumah hingga pintu masuk kampung yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Jembatan Suramadu.

Salah satu warga, Suwadi, mengaku tidak menyangka tetangganya menjadi terduga teroris dan menjadi incaran Tim Densus 88/Antiteror.

"Orangnya memang pendiam, tapi kalau bertemu tetangga selalu mengucapkan salam. Kami tidak ada pikiran dia menjadi incaran polisi dan diduga terlibat jaringan teroris," katanya.

Pada Senin (20/1) malam sekitar pukul 19.00 setelah melakukan pengintaian sejak Minggu (19/1) malam, Tim Densus 88/Antiteror menangkap dua orang terduga teroris di kawasan SPBU Kedung Cowek, Kenjeran, Surabaya. Kedua terduga teroris tersebut bernama Abdul Majid dan Ramdhoni diringkus tanpa perlawanan.

Kemudian, aparat menggeledah rumah dan menemukan sejumlah rangkaian bom yang berbentuk "switching" dua tabung besi dengan panjang 20 cm dan diameter 5 cm.

Tabung tersebut berisi paku yang disusun tiga shaf, ditutup lakban dan dihubungkan dengan switching dan timer. Selain itu, petugas Densus 88 juga menemukan buku-buku dan bendera warna hitam.

Petugas sudah membawa rangkaian bahan peledak dan sejumlah barang bukti dengan dua mobil APV dari lokasi kejadian pada pukul 22.45 WIB.

"Dari pengakuan kedua terduga teroris saat diperiksa tim Densus 88 bahwa mereka merupakan jaringan Santoso dari Poso yang hendak meledakkan sejumlah pos polisi dan kantor polisi di sini," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono.

Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono di lokasi kejadian mengatakan, penangkapan kedua terduga teroris dan bahan peledak yang disita petugas Densus 88 itu masih dikembangkan untuk mengetahui keterkaitan dengan ledakan bom di ATM Bank Mandiri di Karangploso, Malang, beberapa waktu lalu.

Kepala Biro penerangan Masyarakat Kombes Boy Rafly Amar menerangkan bahwa kedua terduga teroris berencana melakukan penyerangan terhadap pos polisi dan tempat hiburan yaitu Pos Polisi Keputih, Kenjeran, Surabaya dan Pos Polisi Perak di Jalan Jakarta, Surabaya. 
 
Sedangkan tempat hiburan yang disasar mereka adalah Dollar THR Gang Dolly, Galaxy di Jalan Padegiling, Surabaya, dan Colour di Jalan Sumatera, Surabaya.
 
“Keduanya merencanakan amaliyah pengeboman dan menggunakan senjata tajam terhadap polisi dan tempat hiburan,” kata Boy melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin malam.

Keluarga Teroris

Keluarga terduga teroris, mengaku tidak menyangka bila adiknya digerebek tim Densus 88/Antiteror di rumahnya.

"Saya kaget, saya tidak menyangka kalau adik ipar saya itu terlibat (terorisme), tapi semuanya masih belum terbukti, karena itu saya pasrahkan pada kepolisian saja," kata kakak ipar terduga teroris Abdul Majid, yakni Latifah, di lokasi kejadian, Selasa dini hari.

Ibu seorang anak itu menceritakan bahwa Abdul Majid semula tinggal bersama ayahandanya, namun karena sang ayah sakit-sakitan, maka sang ayah dirawat keluarga lainnya dan M ikut dirinya, sehingga isi rumahnya ada empat yakni dirinya, suami, anak, dan Abdul Majid (adik ipar).

"Saya benar-benar tidak tahu kalau ada bom di dalam rumah, karena M memang anak pendiam yang jarang berkomunikasi dengan tetangga. Saya sendiri jarang bertemu, karena saya berangkat kerja pukul 05.00-06.00 WIB dan M tidak ada di rumah kalau saya datang," katanya.

Ia hanya mengetahui Abdul Majid terkadang keluar dengan memakai kopiah seperti orang mau mengaji. "Saya nggak menduga macam-macam, karena dia memang sempat mondok, tapi saya nggak tahu pondoknya apa dan dimana," katanya.

Selain itu, Abdul Majid juga pernah berjualan telur puyuh dan roti lapis yang dititipkan ke beberapa warung. "Saya juga tidak tahu, apakah kegiatan itu masih jalan atau bagaimana," katanya.

Hingga informasi ini dilaporkan, ratusan warga masih mengerumuni lokasi kejadian, tapi petugas Polda Jatim sudah melakukan sterilisasi lokasi dengan didukung Polrestabes Surabaya dan Polsek Kenjeran. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home