Polisi Filipina Grebeg Sindikat Perdagangan Orang, 2.700 Korban Dibebaskan
Di antara para korban dari berbagai negara terdapat 137 WNI.
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Polisi Filipina lakukan penggrebegan besar-besaran pada hari Selasa (27/6) dan mengatakan mereka menyelamatkan lebih dari 2.700 pekerja dari China, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan belasan negara lain yang diduga ditipu untuk melakukan penipuan situs game online dan kelompok kejahatan dunia maya lainnya.
Jumlah korban perdagangan manusia yang diselamatkan dari tujuh bangunan di kota Las Pinas di metropolitan Manila dan skala penggrebegan polisi malam hari adalah yang terbesar sepanjang tahun ini dan menunjukkan bagaimana Filipina telah menjadi basis utama operasi sindikat kejahatan dunia maya.
Penipuan kejahatan dunia maya telah menjadi masalah besar di Asia dengan laporan orang-orang dari wilayah tersebut dan sekitarnya terpikat untuk mengambil pekerjaan di negara-negara seperti Myanmar dan Kamboja yang dilanda perselisihan. Namun, banyak dari pekerja ini menemukan diri mereka terjebak dalam perbudakan virtual dan dipaksa untuk berpartisipasi dalam penipuan yang menargetkan orang-orang melalui internet.
Pada bulan Mei, para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat dalam pertemuan puncak di Labuan Bajo, NTT, Indonesia untuk memperketat kontrol perbatasan dan penegakan hukum serta memperluas pendidikan publik untuk melawan sindikat kriminal yang memperdagangkan pekerja ke negara lain, di mana mereka dibuat untuk berpartisipasi dalam penipuan online.
Bgrigadir Jenderal Sydney Hernia, yang mengepalai unit anti kejahatan dunia maya kepolisian nasional Filipina, mengatakan polisi bersenjatakan surat perintah menggrebeg dan menggeledah bangunan sekitar tengah malam di Las Pinas dan menyelamatkan 1.534 warga Filipina dan 1.190 warga asing dari setidaknya 17 negara, termasuk 604 warga China, 183 warga Vietnam, 137 orang Indonesia, 134 orang Malaysia dan 81 orang Thailand.
Ada juga beberapa orang dari Myanmar, Pakistan, Yaman, Somalia, Sudan, Nigeria, dan Taiwan. Belum jelas berapa banyak tersangka pemimpin sindikat yang ditangkap.
Polisi menggrebeg tersangka basis kejahatan dunia maya lainnya di pelabuhan bebas Clark di kota Mabalacat di Provinsi Pampanga utara Manila pada bulan Mei di mana mereka menahan hampir 1.400 pekerja Filipina dan asing yang diduga dipaksa melakukan penipuan mata uang kripto, kata polisi.
Beberapa pekerja mengatakan kepada penyelidik bahwa ketika mereka mencoba untuk berhenti, mereka dipaksa untuk membayar sejumlah besar uang untuk alasan yang tidak jelas atau mereka takut akan dijual ke sindikat lain, kata polisi, menambahkan bahwa pekerja juga dipaksa untuk membayar denda atas dugaan pelanggaran bekerja.
Pekerja kami terpikat dengan tawaran gaji yang tinggi dan kondisi kerja yang ideal di iklan Facebook tetapi kemudian mengetahui bahwa janji itu adalah tipu muslihat, kata para pejabat.
Menteri Korrdinator Bidang Politik, Hukumdan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan kepada wartawan pada bulan Mei bahwa Indonesia dan negara-negara lain di kawasan ini merasa sulit untuk bekerja sama dengan Myanmar dalam kejahatan dunia maya dan para korbannya.
Dia mengatakan ASEAN perlu membuat kemajuan dalam perjanjian ekstradisi regional yang telah lama diusulkan yang akan membantu pihak berwenang mengadili pelaku lebih cepat dan mencegah eskalasi kejahatan dunia maya lebih lanjut. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...