Polisi Israel Serbu Masjid Al Aqsa
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Tensi di sekitar kuil agama paling sensitif di Yerusalem meletus hari ini, Minggu, 26 Juli, menjadi konflik terbuka untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir ketika polisi Israel bentrok dengan pemuda Palestina yang diduga berencana menyerang jemaat Yahudi.
The Nation melaporkan belasan pemuda Palestina dan empat tentara Israel terluka ketika pasukan keamanan menyerbu lokasi Masjid Al Aqsa, kendati pihak kepolisian Israel membantah bahwa itu merupakan sebuah serbuan. Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa polisi Israel telah menembakkan gas air mata dan peluru karet pada jamaah Muslim di dekat ikon masjid Al-Aqsa dan Al-Qibali di kompleks tersebut.
"Pasukan Israel menyegel gerbang Al-Aqsa, mencegah jamaah memasuki masjid," kata saksi mata, sebagaimana dilansir The Nation.
Sementara itu The Telegraph mengutip keterangan Inspektur Mickey Rosenfeld, juru bicara polisi Israel, bahwa petugas bertindak atas laporan intelijen yang mengatakan para pemuda Palestina berencana melakukan kerusuhan memprotes kedatangan orang-orang Yahudi ke tempat itu, yang menandai Tisha B'Av, upacara berkabung agama memperingati penghancuran dua kuil Yahudi kuno. Kuil-kuil itu diyakini berdiri di lahan seluas 36,5 hektar lahan, yang juga tempat masjid Al Aqsa berdiri.
Empat petugas Israel terluka oleh batu dan bom api yang dilemparkan para pemuda Palestina, karena mereka berusaha untuk menutup pintu masjid untuk mengunci para pengunjuk rasa di dalam, kata Inspektur Rosenfeld.
"Polisi tidak menyerbu masjid," kata Rosenfeld. "Mereka menutup pintu untuk mengunci demonstran bertopeng demi mencegah gangguan lebih lanjut. Para pengunjuk rasa telah membuka pintu dan mereka berdiri menciptakan barikade untuk mencegah pintu ditutup."
Ini merupakan bentrokan serius pertama di kompleks itu sejak November lalu ketika Yordania - yang mengelola situs suci - menarik duta besarnya sebagai protes atas masuknya polisi ke masjid.
PM Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah memerintahkan penutupan lokasi tersebut yang berada di Kota Tua, sebagai hukuman atas percobaan pembunuhan Yehuda Glick oleh warga Palestina. Yehuda Glick adalah aktivis yang memperjuangkan hak berdoa bagi kalangan Yahudi di tempat dimana masjid Al Aqsa berdiri.
Hak berdoa diberikan hanya untuk umat Islam, meskipun orang-orang dari agama Yahudi diperbolehkan masuk di bawah pengawalan oleh polisi Israel.
Kekerasan ini dikutuk oleh Reuven Rivlin, presiden Israel, yang memuji polisi untuk menghadapi "terorisme".
"Saya mengungkapkan dukungan saya untuk pasukan keamanan, dan tekad mereka untuk mencegah bahaya atau gangguan terhadap doa-doa di Tembok Barat, sisa-sisa Kuil kami," katanya. "Tindakan kebencian tidak dapat ditoleransi dan kami tidak akan memungkinkan gangguan apapun untuk mencegah orang-orang Yahudi berdoa di tempat suci ini. "
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...