Polisi Lacak Bahrum Naim, 'Otak' Serangan Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Seseorang bernama Bahrum Naim, dikatakan sebagai otak serangan di Jakarta, hari Kamis (14/1), menewaskan tujuh orang termasuk lima pelaku, sementara 19 orang lainnya mengalami luka-luka.
Nama Bahrum Naim, dalam beberapa laporan dieja Bahrun Naim, diungkap oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Tito Karnavian, beberapa jam setelah aparat keamanan menguasai keadaan, Tito, yang pernah memimpin unit khusus antiteror Densus 88, menjelaskan bahwa Bahrum Naim ingin memimpin kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di Asia Tenggara atau Katibah Nusantara.
"Dia ingin menjadi leader (pemimpin)," kata Tito.
Tito menganalisis, sikap Bahrum Naim ini menimbulkan persaingan di antara para pemimpin ISIS di wilayah Asia Tenggara, untuk menjadi orang nomor satu.
"Karena itu, Bahrum Naim merancang serangan-serangan seperti ini (serangan tembakan dan bom di Jakarta)," katanya, seperti diberitakan bbc.com
Diperkirakan dengan merancang aksi semacam ini, ia mendapat perhatian dari para pemimpin ISIS.
Bahrun Naim memang tercatat dalam rekaman kepolisian sebagai sosok yang akrab dengan ilmu komputer. Lelaki kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 6 September 1983, ini berniat menjadi pemimpin ISIS Asia Tenggara dengan kemampuan teknik informatika dari Universitas Negeri Sebelas Maret.
Ia menjalani persidangan dalam kasus kepemilikan ribuan amunisi pada 2010. Pada Juni 2011, pria dari Solo, Jawa Tengah ini, dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara.
“Pada Juni 2012, ia bebas dan dilaporkan pergi ke Suriah sejak awal 2015,” kata keluarga Bahrum Naim , seperti diberitakan mediaindonesia.com, yang dikutip dari rappler.com
Jaringan Bahrum Naim
Penangkapan tiga terduga teroris di Solo Agustus 2015 lalu, mengungkap fakta bahwa mereka dibiayai WNI yang telah bergabung dengan ISIS bernama Bahrum Naim, untuk membuat aksi teror di Solo.
Sel-sel dari jaringan Bahrum Naim sebelumnya sudah tertangkap aparat. Tiga di antaranya ditangkap di Solo, yakni Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad (29), Yus Karman (31) dan Giyanto alias Gento. Mereka bertiga berencana meledakkan bom di beberapa tempat, yakni di kuil Buddha Kepunton Solo terkait isu Rohingnya, Mapolsek Pasar Kliwon dan kantor polisi lain di wilayah Surakarta, serta gereja di wilayah yang sama.
Rencananya, mereka beraksi 17 Agustus 2015, atau tepat pada peringatan kemerdekaan Indonesia untuk meledakkan bom yang dikendalikan dengan timer. Ibad adalah orang yang menerima kiriman uang dari Naim dan bersama Yuskarman, merakit bom.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...