Polisi Malaysia Selamatkan 187 Anak Lagi dari Pelecehan Seksual
Ini terkait penyelidikan pelecehan seksual terhadap kelompok Islam semakin mendalam, 156 tersangka diselidiki
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Polisi Malaysia mengatakan pada hari Senin (23/9) bahwa mereka telah menyelamatkan 187 anak lagi dan menggrebe9 lokasi-lokasi di seluruh negeri yang terkait dengan sebuah kelompok bisnis Islam yang sedang diselidiki atas dugaan penyerangan seksual terhadap anak-anak.
Kepala polisi nasional Razarudin Husain mengatakan anak-anak dan orang muda, termasuk 59 anak di bawah usia lima tahun, diselamatkan dari rumah-rumah kesejahteraan yang terkait dengan Global Ikhwan Services and Business, atau GISB Holdings.
Mereka termasuk seorang anak laki-laki yang terlihat dicambuk dan anak lainnya yang terlihat diinjak-injak dalam video daring, katanya.
Itu membuat jumlah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang telah diselamatkan menjadi 572 sejak kasus terhadap GISB mencuat awal bulan ini, katanya,
Polisi juga menangkap 156 tersangka lagi untuk diselidiki, katanya.
Polisi mengatakan beberapa anak diyakini telah disodomi dan diajarkan untuk saling melakukan pelecehan seksual, ditolak untuk perawatan medis dan dibakar dengan sendok logam panas sebagai hukuman. Pemeriksaan medis sejauh ini telah menetapkan bahwa sedikitnya 13 remaja disodomi dan 172 anak-anak menderita cedera fisik dan emosional jangka panjang.
Para korban sebagian besar adalah anak-anak karyawan GISB, yang ditempatkan di rumah-rumah tersebut sejak mereka masih bayi dan diyakini telah diindoktrinasi sejak usia muda untuk setia kepada kelompok tersebut, kata polisi.
Peningkatan tindakan polisi terhadap GISB dilakukan setelah raja negara tersebut menyerukan penyelidikan dan tindakan polisi yang cepat dalam kasus tersebut, yang telah mengejutkan dan membuat marah negara tersebut.
GISB, yang bertujuan untuk mempromosikan cara hidup Islami, memiliki minimarket, toko roti, restoran, apotek, dan bisnis lainnya di Malaysia dan luar negeri. Perusahaan ini berakar pada sekte Islam Al Arqam, yang dianggap sesat dan dilarang oleh pemerintah pada tahun 1994.
Pekan lalu, polisi menahan anggota manajemen puncak GISB, termasuk CEO, Nasiruddin Mohamad Ali, dua istrinya, dan dua anaknya. Beberapa anggota keluarga mendiang Ashaari Mohamad, yang memimpin Al Arqam sebelum kematiannya pada tahun 2010, juga ditangkap.
Nasiruddin sebelumnya mengakui mungkin ada beberapa kasus sodomi di rumah-rumah tersebut tetapi membantah adanya penyiksaan yang meluas.
Razarudin mengatakan ada sekitar 10.000 karyawan dan pengikut GISB yang diyakini mempraktikkan ajaran Al Arqam. Otoritas Islam sedang melakukan penyelidikan, katanya.
Ia mengatakan polisi telah menggrebeg 280 lokasi di seluruh negeri yang terkait dengan GISB, tetapi sebagian besar telah dikosongkan. Di 59 lokasi tersebut, polisi menyita buku-buku dan materi Islam dengan ajaran menyimpang, katanya.
Pihak berwenang telah membekukan 138 rekening bank yang terkait dengan GISB dengan nilai total sekitar 1,9 juta ringgit (US$452.000), dan 14 properti sebagai bagian dari penyelidikan pencucian uang, katanya. Beberapa orang telah didakwa dengan penyerangan seksual terhadap anak-anak. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...